Beberapa waktu lalu, saya bertemu dengan seorang tokoh sepuh dalam pergerakan Islam dan mendapat berbagai “warisan” yang tidak ternilai harganya. Salah satu warisan itu berupa “Program Delete” atau Program Penghapusan yang dilakukan konspiran globalis terhadap siapa pun yang dikehendaki mereka.
“Mereka, musuh-musuh Islam itu, telah lama membuat satu daftar siapa saja orang yang dianggap musuh besar, musuh yang bisa dirangkul atau dimanfaatkan (ditunggangi), dan musuh yang tidak perlu ditakutkan. Kriteria musuh yang tidak perlu ditakutkan adalah siapa pun yang menentang kerja mereka namun musuh-musuh itu tidak mempunyai kemampuan apa-apa selain mengutarakan penentangannya. Mereka bisanya hanya ikut demo misalnya, tanpa sungguh-sungguh menjalani hidup dengan perlawanan dan perjuangan. Paginya ikut demo namun siangnya sudah kongkow-kongkow di mall misalnya, sambil asyik menikmati makanan dan minuman yang nyata-nyata sebagian labanya dialirkan ke Israel.
Sedangkan kriteria musuh yang bisa dirangkul atau dimanfaatkan adalah orang-orang yang menentang agenda besar mereka, terdiri dari orang-orang pintar, well educated, namun bisa dijinakkan dengan berbagai kenikmatan atau kenyamanan seperti jabatan, kekuasaan, harta, atau dengan disodorkan perempuan.
Dan yang terakhir adalah kriteria musuh yang benar-benar harus diwaspadai. Yang terakhir ini terdiri dari orang-orang expert bahkan jenius, namun memiliki pandangan hidup yang fundamentalis dan selama hidupnya dipergunakan untuk berjuang melawan agenda besar mereka tanpa kompromi. Sosok yang terakhir ini malah jarang yang terkesan fundamentalis dari luarnya. Tidak bisa “dibeli” dengan kursi kekuasaan atau yang lainnya, tidak bisa dirayu, dan mereka tidak takut mati. Orang-orang terakhir inilah yang paling ditakuti musuh-musuh Islam. Sebab itu berhati-hatilah,” demikian salah satu paparannya.
Program Penghapus (Vanished Programme)
Terhadap orang-orang jenius namun memiliki pandangan hidup fundamentalis, yang tidak takut mati atas segala yang diperjuangkannya, para musuh-musuh al-haq ini membuat satu program yang disebut sebagai Program Penghapusan. Ini sama artinya dengan Program Penghilangan secara paksa. Strateginya bisa dengan diculik lalu dibunuh di suatu tempat terpencil dan mayatnya tidak bisa ditemukan, diberi racun yang mematikan, dibunuh dengan cara seolah-olah mengalami kecelakaan lalu lintas, dibunuh dengan suatu rekayasa tertentu, atau dibunuh dengan cara yang benar-benar kasar dan terbuka seperti yang banyak ditampilkan dalam film-film Hollywood, seperti meledakkan mobilnya saat target memutar kunci pintu mobil atau kunci starternya, dan sebagainya. Tujuannya satu: menghilangkannya. To Vanished.
Apa yang dipaparkan tokoh sepuh ini ternyata bukan isapan jempol. Salah satu rentetan kejadian yang sungguh-sungguh terjadi adalah apa yang menimpa puluhan (dicurigai ratusan) ilmuwan atau saintis ternama atau jenius dunia yang tewas secara ganjil dalam dua dekade terakhir ini.
Mereka banyak yang menemui ajal dengan cara yang tidak biasa.Ada yang meninggal karena suatu penyakit yang dalam riwayat kesehatannya tidak tercantum, ada yang ditemukan tewas ditembak orang tak dikenal namun dikatakan bunuh diri, ada yang meledak bersama bom yang diletakkan di mobilnya, ada yang tewas dengan leher menganga dan apartemennya terbakar habis, ada pula yang lenyap begitu saja bagai ditelan bumi saat berjalan-jalan kaki di pagi hari, dan sebagainya.
Para ilmuwan ini kebanyakan berasal dari disiplin ilmu bioteknologi dan juga farmasi. Dari yang tengah melakukan riset terhadap berbagai sampel virus, hingga yang tengah dipekerjakan angkatan bersenjata Amerika di dalam unit rahasia untuk meneliti berbagai senjata bio-kimia seperti anthrax dan cacar.
Mereka juga terdiri dari berbagai macam lapisan, dari segelintir mahasiswa jenius yang memiliki minat yang sangat tinggi dalam memecahkan berbagai pertanyaan yang ada di kepalanya, hingga seorang profesor ahli yang sangat berpengalaman. Mereka semua dengan berbagai keahliannya yang tinggi, dianggap sangat membahayakan agenda besar kelompok globalis ini sehingga dimasukkan dalam “daftar hapus”.
Sejumlah kalangan telah mempertanyakan hal ini, namun lagi-lagi yang ditemukan adalah keterangan resmi yang sama sekali tidak memuaskan. Banyak pihak meyakini jika semua itu didalangi oleh tangan-tangan yang tidak terlihat, tidak tersentuh hukum, namun memiliki berpengaruh yang sangat kuat di tingkat internasional.
Anehnya lagi, semua itu tidak menjadi berita besar yang dimuat di berbagai suratkabar dan majalah dunia. Tak urung, semua ini menimbulkan jutaan tanda tanya di benak banyak orang. Teori konspirasi pun bermunculan dengan berbagai versi. Semuanya masih menjadi praduga yang sangat sulit dilacak kebenarannya, walau bukan mustahil dalam suatu waktu akan terbongkar habis.
Agenda Besar Konspiran Globalis
Siapa yang dimaksudkan dengan Konspiran Globalis? Apa sebenarnya agenda besar mereka? Secara bercanda, JK Rowling di dalam Harry Potters menamakan mereka dengan “Dia yang tidak boleh disebut namanya”. Ini sepertinya tepat. Kelompok konspiran globalis merupakan kelompok yang sangat berpengaruh, super kaya, anti agama langit (namun mempersembahkan dirinya untuk melayani Iblis atau Lucifer), dan memiliki banyak sekali nama dan kelompok, seperti Illuminaty, Freemasonry, Bilderberger, Bohemian Groove, Templar, Zionis, Rosikrusian, Liberalis, dan sebagainya.
Selain organisasi atau perkumpulan atau persaudaraan induk yang bersifat rahasia, mereka juga membuat banyak sekali tentakel-tentakelnya yang bekerja sepenuhnya untuk mempercepat pencapaian agenda mereka ini. Tentakel-tentakelnya antara lain Trilateral Commission, United Nations dan semua lembaga di bawahnya, World Bank, IMF dan semua perbankan internasional, Jaringan Liberal dan Neo Liberal, dan laon-lain. Mereka bergerak di semua bidang kehidupan, terutama di bidang ekonomi, politik, dan media (baik media ilmiah maupun hiburan). Guna mendukung semua itu mereka dengan serius juga menguasai industri militer dunia.
Agenda mereka adalah apa yang telah dicantumkan di lembaran satu dollar AS, yakni “Novus Ordo Seclorum” atau dalam bahasa Inggris disebut sebagai “The New World Order”. Kita menyebutnya sebagai “Tata Dunia Baru”. Pelaksanaan menuju ke arah itu disebut sebagai Globalisasi.
Novus Ordo Seclorum merupakan Satu tatanan dunia baru di mana mereka sebagai TUAN sedangkan orang di luar mereka sebagai budak. Tata Dunia Baru yang sepenuhnya sekular (seclorum) dimana semua agama langit hancur (yang ada cuma sebatas ritual dan atribut-atribut luarnya, sedangkan esensi agama itu sendiri musnah. Kaum Muslimin cuma mengerjakan sholat, puasa, pergi haji, zakat dan sedekah, dan hanya mencantumkan Islam di KTP-nya, namun lalai dalam berjuang menegakkan tauhid di muka bumi dengan sebenar-benarnya tauhid, menyerahkan loyalitas sepenuhnya kepada Allah SWT dan Rasul-Nya dan bukan kepada sesama manusia). Di dalam tatanan baru itu, semua agama langit tinggal sekadar kulit luarnya, dan mayoritas manusia telah memeluk agama baru yakni “Pluralisme” yang dianggap universal.
Siapa mereka yang disebut sebagai Konspiran Globalis itu? Mereka adalah elit dunia seperti Rotshchild, Rockefeller, Dinasti Bush, Dinasti Windsor, dan sebagainya. Sebagian besar dari mereka menghindari sorotan pers dan bergerak di bawah tanah secara sangat rahasia. Mereka adalah penerus (dalam arti sesungguhnya, karena memiliki garis darah yang sama) cita-cita dari Namrudz dan Firaun. Agama mereka pun sama, yakni Kabbalah. Merekalah yang berada di balik semua konspirasi dunia, seperti halnya rentetan kematian yang janggal yang menimpa para ilmuwan dunia selama dua dekade terakhir. Siapa saja saintis itu dan bagaimana mereka menemui ajal?
Sejak dua dekade terakhir, ratusan ilmuwan dan orang-orang jenius dunia menemui ajal dengan cara yang janggal. Dalam tulisan pertama sudah disinggung sedikit apa-apa saja yang menyebabkan kematian mereka.
Tulisan ini hanya membatasi siapa saja ilmuwan dan orang jenius dunia yang tewas sejak dari tahun 1990-an hingga 2009. Inilah nama-nama ilmuwan yang tewas yang sempat dicatat oleh berbagai suratkabar dunia (pemberitaannya sangat kecil) dan juga berbagai situs yang dikelola aktivis anti globalis:
Doktor Jose Trias (Meninggal dibunuh 19 Mei 1994). Doktor Trias dan istrinya dibunuh di rumah mereka sendiri di Chevy Chase, Maryland AS. Sebelum kematian mendatanginya, Trias bertemu dengan seorang wartawan sahabat mereka dan menceritakan jika mereka akan mengekspos tindakan kriminal dari HHMI (Howard Hughes Medical Institute) yang menjadi donatur sejumlah penelitian ilmiah yang ditujukan untuk operasi-operasi rahasia “hitam” (Black Ops research).
Doktor Jawad Al Aubaidi (Meninggal di Irak tahun 1994). Al Aubaidi merupakan seorang dokter kelahiran Irak lulusan Cornell University. Dia direkrut untuk memimpin proyek penelitian Biowar Mycoplasma, di mana salah satu proyeknya adalah memberi muatan dari gerakan super cepat dari Mycoplasma Missles dengan Strain. Berita di berbagai suratkabar menyebutkan Doktor Ubaidi dibunuh oleh Mossad dengan menabrakkan sebuah truk saat Ubaidi tengah turun dari mobil untuk mengganti bannya yang kempes di tepi jalan.
Doktor Tsunao Saitoh (Meninggal 7 Mei 1996 dalam usia 46 tahun). Doktor Saitoh merupakan salah seorang pakar di bidang protein abnormal dalam kasus Alzheimer. Tanpa sebab yang jelas, dia ditembak mati bersama dengan anak perempuannya, di LaJolla, California.
Profesor Jonathan Mann (Meninggal September 1998, di usia 51 tahun). Jonathan Mann menjabat sebagai Direktur pendiri Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk program AIDS-Global dan mendirikan Proyek SIDA di Zaire. Proyek ini sangat komprehensif dalam upaya penelitian AIDS di Afrika pada waktu itu. Pada tahun 1986, Jonathan Mann bergabung dengan WHO untuk memimpin respon global melawan AIDS. Dia menjadi direktur program global WHO pada AIDS yang kemudian menjadi program UNAids. Dia juga kemudian menjadi Direktur Francois-Xavier Bagnoud Pusat Kesehatan dan Hak Asasi Manusia, yang didirikan di Harvard School of Public Health pada tahun 1993. Pada awal tahun 1998, dia menimbulkan kontroversi ketika dengan terbuka dia menuding US National Institutes of Health telah melanggar hak asasi manusia dengan menyengaja tidak bertindak cepat untuk mengembangkan vaksin AIDS. Dia tewas di dalam pesawat dalam Penerbangan Swissair 111 di Kanada.
Elizabeth A. Rich, MD (Meninggal 10 Juli 1998, dalam usia 46 tahun). Dia adalah asisten senior profesor di Department of Medicine, University Hospitals CWRU dan dari Cleveland. Selain itu, dia juga seorang anggota komite eksekutif untuk Pusat Penelitian AIDS dan Bio-safety yang emiliki akses tingkat 3 pada fasilitas laboratorium khusus penanganan HIV, TB, dan penyakit lainnya. Elizabeth A. Rich tewas dalam suatu kecelakaan lalu lintas saat mengunjungi keluarganya di Tennessee.
Profesor Sidney Harshman (Meninggal 25 Desember 1997, dalam usia 67 tahun). Harshman merupakan pakar di bidang mikrobiologi dan imunologi, dan seorang spesialis langka di bidang Alfa-Stafilokokal Poison. Dia tiba-tiba diketemukan meninggal dunia dan pernyataan resmi menyebutkan diakibatkan oleh komplikasi diabetes.
Markus Purdey, seorang pengacara berani yang tengah mengusut kasus sapi gila. Dia tewas dalam satu kecelakaan lalu lintas misterius dan rumahnya dibakar habis, dipercaya untuk menghilangkan sejumlah arsip penting yang berisi bukti-bukti tentang keterlibatan lembaga penting dalam kasus sapi gila.
Dr C. Bruton, seorang spesialis Creutzfeldt-Jakob (CJD) yang langka di dunia. Bruton tewas dalam satu kecelakaan mobil sebelum karyanya yang akan mengejutkan publik terkait CJD dipublikasikan dalam sebuah acara seminar.
Doktor Linda Reese (Meninggal 25 Desember 2000, dalam usia 52 tahun). Beberapa hari setelah mempelajari sampel dari Tricia Zailo, 19, seorang mahasiswa tingkat dua di Michigan State University, Linda Reese meninggal dunia. Tricia Zailo sendiri sebelumnya meninggal pada 18 Desember 2000. Doktor Reese merupakan seorang ahli mikrobiologi.
Doktor Mike Thomas (Meninggal 16 Juli 2000, pada usia 35 tahun). Beberapa hari setelah memeriksa sampel yang diambil dari seorang gadis berusia 12 tahun yang didiagnosis mengidap meningitis, Doktor Thomas menemui ajal. Gadis itu sendiri selamat. Thomas merupakan seorang ahli mikrobiologi di Crestwood Medical Center di Huntsville.
Walter W. Shervington, MD (Meninggal 15 April 2000, pada usaia 62 tahun). Dia meninggal dunia dengan sebab penyakit kanker di Tulane Medical Hospital. Shervington merupakan seorang penulis yang angat detail, juga seorang dosen sekaligus peneliti tentang kesehatan mental dan AIDS di African-American Society.
Doktor Jeffrey Paris Wall (Meninggal 6 November 2001 dalam usia 42 tahun). Mayatnya ditemukan tergeletak di lantai tiga areal parkir di kantornya. Dia pernah belajar di University of California, Los Angeles. Wall adalah seorang ahli biomedis yang mengkhususkan diri dalam bidang paten dan kekayaan intelektual.
Lima Pakar Mikrobiologi yang tidak diumumkan namanya pada 4 Oktober 2001 tewas dalam “kecelakaan” pesawat udara. Sebuah rudal menghancurkan pesawat mereka yang tengah berada di atas Laut Hitam dekat perbatasan Rusia. Mereka sedang dalam perjalanan dari Israel ke Rusia (Novosibirsk) untuk suatu kepentingan yang tidak diumumkan. Novosibirsk merupakan rumah bagi ilmuwan Siberia. Di daerah ang hanya dihuni 2,5 juta orang terdapat lebih dari 50 fasilitas riset di sana dan 13 universitas.
Profesor Janusz Jeljaszewicz (Meninggal 7 Mei 2001). Penyebab kematiannya tidak diungkapkan. Profesor Jeljaszewics merupakan seorang ahli Staphylococcus dan Infeksi stafilokokus.
David W. Barry (Meninggal 28 Januari 2002, pada usia 58 tahun). Asisten senior profesor yang telah menemukan AZT, obat antivirus pertama pengobatan yang efektif untuk AIDS. Penyebab kematiannya tidak diumumkan.
Doktor Benito Que (Meninggal pada 6 Desember 2001 setelah sempat koma saat ditemukan pada tanggal 12 November 2001, usianya 52 tahun). Doktor Que yang merupakan seorang ahli Bilologi Sel dan terlibat aktif dalam riset meneliti onkologi hematologi mengalami tindak kriminal berupa penjambretan dan koma. Tubuhnya ditemukan di jalan dekat laboratorium tempatnya bekerja di University of Miami Medical School. Namun yang mencurigakan, pihak keamanan menyebutkan jika kematian Doktor Que bersifat alami karena serangan jantung.
Doktor Vladimer Pasechnik (Meninggal 23 Desember 2001 dalam usia 64 tahun). Dia ditemukan tewas di Wiltshire, Inggris, sebuah desa di dekat rumahnya namun dengan pelaporan dua tanggal yang berbeda: 21 November dan 23 Desember 2001. Doktor Pasechnik termasuk salah satu ilmuwan Rusia yang membelot ke Inggris dan menjadi pakar nomor wahid dari apa yang disebut dalam program senjata biologis. Dia juga terlibat dalam peneliian tentang wabah Flu tipe A. Doktor Christopher Davis dari Virginia menyatakan bahwa penyebab kematian adalah stroke. Doktor Davis adalah anggota intelijen Inggris yang mendampingi Doktor Pasechnik pada saat pembelotannya. Doktor Pasechnik juga terlibat dalam riset tentang Anthrax yang didanai CIA.
Doktor Ivan Glebov dan Doktor Alexi Brushlinski (Keduanya meninggal Januari 2002). Glebov dan Brushlinski merupakan pakar mikrobiologi asal Rusia. Keduanya anggota dari Russian Academy of Science. Mereka berdua tewas akibat serangan para bandit yang diduga anggota mafia Rusia di Moskow.
Tanya Holzmayer (Usia 46 tahun, meninggal 28 Februari 2002). Pada hari yang naas itu, Holzmayer yang merupakan ahli mikrobiologi asal Rusia tewas ditembak oleh rekan kerjanya sesama ahli mikrobiologis bernama Guyang “Mathew” Huang, 38, saat dia menerima pizza dari Huang. Holzmaer tewas seketika dengan luka tembak di kepala dan di dada. Setelah menembak Holzmayer, Huang melarikan diri dan sempat menelpon isterinya jika dia juga akan bunuh diri. Tak lama kemudian Huang juga menembak dirinya sendiri dan tewas. Mereka berdua diketahui tengah meneliti sistem pertahanan tubuh terhadap virus HIV.
Robert Leslie Burghoff (Seorang saintis spesialisasi virus. Usia 45 tahun, meninggal pada 20 November 2003 akibat tabrak lari di South Braeswood, Texas).
Roman Kuzmin (Seorang mahasiswa di Connecticut asal Rusia. Meninggal Desember 2002, usia 24 tahun, setelah ditabrak oleh sebuah kendaraan). Kuzmin dikenal sebagai seorang mahasiswa yang sangat cerdas dan berdedikasi dalam ilmu bedah tulang. Kuzmin yang asal Rusia ini meninggal dunia ditabrak sebuah kendaraan. Polisi hanya menyatakan jika Kuzmin menjadi korban tabrak lari.
Dr. Roger (Meninggal musim panas tahun 2003)
Robert Aranosia (Seorang peneliti medis. Meninggal di usia 61 tahun dalam suatu kecelakaan lalu lintas, 18 Desember 2003)
Todd Kauppila (Usia 41. Meninggal 8 Mei 2005). Kaupilla merupakan ahli dalam bidang organ dalam di Rumah Sakit Los Alamos. Kematiannya misterius.
Leonid Strachunsky (Meninggal 8 Juni 2005). Spesialisasi Strachunsky adalah membuat pertahanan mikroba bagi senjata kimia. Strachunsky ditemukan meninggal dunia di kamar hotelnya di Moskow, dalam perjalanannya dari Smolensk menuju Amerika Serikat. Hasil penyelidikan menyebutkan jika kematiannya terkait dengan kasus pembunuhan terhadap seorang peneliti senior senjata biologi di Tver, Russia.
Mohammed Munim al-Izmerly (Meninggal April 2004). Saintis Irak ini ditembak tepat di kepalanya dalam suatu insiden di Amerika.
Ilsley Ingram (Usia 84 tahun, meninggal 12 April 2004 dalam kasus yang masih menjadi misteri). Ingram adalah Direktur dari Supraregional Haemophilia Reference Centre dan The Supraregional Centre for the Diagnosis of Bleeding Disorders di St. Thomas Hospital di London.
William T. McGuire (Usia 39 tahun, meninggal 5 Mei 2004). McGuire merupakan saintis senior di NJ University dan Senior Analisis Program di New Jersey Institute of Technology di Newark. Dia merupakan salah satu dari pakar dunia di bidang mikrobiologi.
Antonina Presnyakova (Usia 46 tahun, meninggal 25 Mei 2004). Seorang saintis Rusia yang bekerja dalam riset senjata biologi di sebuah laboratorium di Siberia. Keterangan resmi menyebutkan jika Presnyakova meninggal akibat virus Ebola.
Dr. Paul Norman (Usia 52 tahun, meninggal 27 Juni 2004). Seorang jenius di bidang senjata kimia dan biologi yang tewas dalam suatu kecelakaan pesawat bermesin tunggal, Cessna 206 di Devon.
Dr. Larry Bustard (Usia 53 tahun, Meninggal 2 Juli 2004 tanpa sebab yang jelas). Doktor Bustard merupakan saintis di Department of Energy Laboratorium Sandia di Alburqueque yang salah satu fokus penelitiannya adalah virus anhtrax. Bersama timnya, Bustard mengembangan teknologi baru guna melawan serangan senjata biologi dan kimia.
Professor John Clark (Usia 52 tahun, meninggal dunia 12 Agustus 2004. John Clark adalah seorang pakar di bidang bioteknologi yang sukses mengembangkan teknik modifikasi bagi beberapa tema penelitiannya, antara lain dalam teknologi kloning.
Mohammed Toki Hussein al-Talakani (Usia 40 tahun, meninggal 5 September 2004). Al-Talakani merupakan seorang ilmuwan Fisika Nuklir di Irak sejak ahun 1984. Dia tewas ditembak orang tak dikenal di Mahmudiya, Baghdad selatan.
Matthew Allison (Usia 32 tahun, meninggal 13 Oktober 2004). Saintis ini meninggal dunia saat membuka mobilnya yang terparkir di Osceola County, Fla., Wal-Mart Store. Mobil Allison langusng meledak ketika dia membuka pintunya. Allison merupakan seorang peneliti di bidang Biologi Molekuler dan Bioteknologi.
Masih ada ratusan saintis lagi dalam daftar kematian yang aneh dan misterius. Kasus seperti ini juga pernah menimpa seorang mahasiswa asal Indonesia, yang menemui kematian secara misterius di Singapura, yakni David Hartanto Wijaya.
David Dibunuh MOSSAD?
David Hartanto merupakan lulusan SMAK 1 Penabur Jakarta dan pernah mewakili Indonesia dalam ajang Olimpiade Matematika Internasional. David melanjutkan pendidikannya di Nanyang Technological University (NTU) melalui jalur beasiswa dan mengambil jurusan Teknik Elektro. Keterangan resmi menyebutkan jika David bunuh diri setelah menikam menikam Profesor Chan Kap Luk, dosen yang mengurusi tugas akhirnya di NTU pada 2 Maret 2009. Namun semua fakta yang ditemukan di lapangan membantah asumsi ini dengan tegas.
Data tentang David dan FYP (Final Year Project) nya telah dihapus dari database NTU. Hanya dalam 2 hari, NTU langsung menghapus data topik FYP yang sedang David kerjakan. Dalam tugas akhirnya, David diketahui mengerjakan proyek prestisus dalam sistem surveillance system 3D, suatu teknik pengintaian yang sangat berharga dalam kerja intelijen. Proyek ini seharga 500 ribu dollar, namun jika dikembangkan lebih lanjut maka menjadi satu terobosan baru di bidang pengintaian.
Sejumlah kejanggalan yang sangat jelas tentang kematian David menimbulkan dugaan jika David sengaja dibunuh dan penemuannya dicuri. Semua orang tahu, Singapura adalah basis gerakan intelijen Zionis-Israel di Asia Tenggara dan Pasifik. Apakah dengan ini berarti MOSSAD berada di balik kematian David? Bukan mustahil.
Di Indonesia, kasus kontroversial lainnya adalah soal fasilitas penelitian Angkatan Laut AS (Naval Medical Research Unit), NAMRU yang sangat kontroversial. Dr. Siti Fadhilah Supari adalah salah satu korban dari kasus ini dengan tidak dipilih lagi oleh Presiden SBY dalam susunan kabinet periode 2009-2014. Presiden Sby malah menunjuk dokter Endang Sedyaningsih, seorang pejabat Eselon II yang dikenal sangat dekat dengan NAMRU sebagai Menteri Kesehatan. Keberpihakan Endang dengan Amerika jelas dengan dimasukkannya memelihara kerjasama dengan AS dalam program seratus harinya.
Kontrol Populasi
Banyak orang percaya, dibalik semua kematian misterius ratusan saintis dunia, semua ini terkait dengan program pembatasan populasi umat manusia yang memang telah lama dilancarkan konspiran globalis. Perang merupakan program yang paling jelas bisa dilihat, sedangkan operasi-operasi tertutup lainnya adalah dengan menyerang suatu negara atau wilayah dengan penyakit, wabah, atau pun dengan menyusupkan agen-agen kimia pembunuh ke dalam bahan makanan dan obat-obatan medis seperti yang telah dilakukan mereka dalam menunggangi Codex Alimentarius yang berada di bawah PBB. Percaya atau tidak, Indonesia merupakan laboratorium terbesar mereka saat ini. (Tamat/ridyasmara)
Menurut pendapat saya, yang berada di balik kematian David, seharusnya adalah Intelijen Indonesia, dengan cara menukar orang.
ReplyDeleteDavid kemungkinan diculik dan diganti dengan mayat orang lain.
Tujuan Intelijen Indonesia adalah untuk "memperbudak" David. Dengan membawa David kembali pulang ke Indonesia. Dan memperkerjakan David untuk kepentingan Indonesia.
Sudah diketahui sejak lama, bahwa Indonesia sebenarnya adalah negara yg sangat fascis secara diam-diam dibawah permukaan, dengan segala dalih yg sebenarnya bertentangan dengan hak asasi manusia, seperti brain drain people. Juga bisa dilihat dengan kematian Munir aktivis HAM, Munir yg sedang dalam perjalanan ke Singapura dibunuh di pesawat Garuda. Munir dibunuh karena tau terlalu banyak mengenai kasus orang2 hilang di Indonesia, yg terjadi dari jaman Suharto/ Sukarno dan tak kunjung reda sampai dengan sekarang sebenarnya.
Dan juga kebencian Intelijen Indonesia terhadap warga minoritas, dimana kita semua juga tau, bahwa David adalah warga keturunan. Jadi sebagai warga keturunan di Indonesia, seakan2 David dituntut untuk membayar kembali hutang (yg sebenarnya bukan hutang karena David hidup selama ini ditanggung oleh ortunya bukan negara dan juga bukan pemerintah) nya kepada negara Indonesia.
TTD
Michelle Djohanli
Sorry, kemungkinannya selain Intelijen Indonesia sendiri, yang membunuh/menculik adalah MSS China (Ministry of States Security China = Intelijen China Daratan alias People Republic of China).
ReplyDeleteJadi jika pemerintah Indonesia ataupun Intelijen Indonesia tidak ada satupun yang membunuh David, kemungkinan besar adalah MSS China.
Karena menurut saya, kemungkinan kecil untuk Intelijen Singapore berani berbuat seperti itu terhadap David, karena Intelijen Singapore terlalu kecil jumlahnya dibandingkan dengan penduduk Jakarta sekalipun.
MSS China sudah menguasai secara signifikan populasi chinese overseas/perantauan, dengan menarik para overseas dengan politik adu domba (sama sebenarnya dengan Intelijen Indonesia) melalui cara memanfaatkan rasisme, perbudakan, diskriminasi, pelecehan seks dan hak asasi manusia, di negara2 migran sebagai alasan untuk membangkitkan nasionalis sebagai keturunan china.
Michelle Djohanli