SIAPA yang tidak kenal dengan Tiger Woods. Namanya menjulang sebagai salah satu atlet terbaik di dunia. Sejumlah trofi di arena golf profesional telah masuk dalam lemari pajangannya, termasuk 14 gelar turnamen utama.
Bahkan, dia berstatus nomor satu dunia selama empat musim belakangan. Dari sektor penjualan, nama Woods juga masuk daftar teratas. Pegolf kelahiran Cypress, California, AS, 30 Desember 1975, itu dikukuhkan sebagai atlet dengan nilai jual tertinggi. Banyak perusahaan yang memakai jasanya demi meningkatkan citra dan daya tarik masyarakat terhadap produk yang diluncurkan. Alhasil, rekeningnya terus menggelembung. Namun, skandal seks merusak jalan Woods.
Tidak hanya reputasi, keran uang Woods juga terimbas kasus tersebut. Akibat kebiasaan buruknya itu, dia memutuskan istirahat dari golf sampai waktu tidak ditentukan. Menurut pengamat finansial, Woods diprediksi merugi hingga USD180 juta bila absen hingga satu musim. New York Post melaporkan, kerugian terbesar Woods berasal dari iklan, jumlahnya bisa mencapai USD110 juta. Dia juga berpotensi kehilangan USD23 juta dari uang hadiah.
Maklum, rata-rata sebesar itulah penghasilannya dari turnamen, paling besar dari Kompetisi FedEX Championship yang menawarkan hadiah utama hingga USD10 juta. Selain itu, sebesar USD30 juta sebagai imbalan merancang tiga lapangan golf bukan tidak mungkin melayang. Dia juga tidak akan mendapat performance fee dari penampilannya di setiap turnamen yang bisa berjumlah USD17 juta. Dari sektor industri, Woods diramalkan akan mengalami defisit hingga USD591 juta, tertinggi berasal dari kerja samanya bersama Nike.
Tidak tanggung-tanggung nominalnya menembus USD455 juta. Pasalnya, Woods mempunyai 35 persen saham di produsen apparel olahraga itu. Menurut Profesor dari University of California Davis, Victor Stango, investor dari tiga perusahaan yang terkait dengan olahraga seperti pembuat video game Electronic Arts (EA) Sports, Gatorade, dan Nike, terpengaruh paling buruk, yakni mengalami penurunan sekira 4,3 persen nilai saham.
“Sebuah kerugian yang amat besar karena pemilik saham akan kehilangan pendapatan dari produk yang menggantungkan citra dengan sosok Woods,” kata Stango seperti dilansir dailynews. Woods kemungkinan tak akan lagi menerima pembagian keuntungan dari penjualan tiket di PGA Tour.
Berdasarkan kalkulasi musim 2009, dia menerima sedikitnya USD40juta dari sektor ini. Artinya, dia kemungkinan kehilangan sebanyak itu pada musim ini. Lantaran pamornya menurun, penjualan game atas namanya yang dikeluarkan EA Sport ikut merosot. Itu berarti pendapanya bisa berkurang sampai USD96 juta.
Kerugian Woods ditaksir bisa lebih banyak lagi. Pasalnya, ada sejumlah perusahaan yang memutuskan mengakhiri kontraknya lebih cepat. Sejauh ini sudah empat perusahaan yang mengambil langkah ini, yakni perusahaan komunikasi AT&T, Gillette, Gatorade, dan Accenture.
Bahkan, dia berstatus nomor satu dunia selama empat musim belakangan. Dari sektor penjualan, nama Woods juga masuk daftar teratas. Pegolf kelahiran Cypress, California, AS, 30 Desember 1975, itu dikukuhkan sebagai atlet dengan nilai jual tertinggi. Banyak perusahaan yang memakai jasanya demi meningkatkan citra dan daya tarik masyarakat terhadap produk yang diluncurkan. Alhasil, rekeningnya terus menggelembung. Namun, skandal seks merusak jalan Woods.
Tidak hanya reputasi, keran uang Woods juga terimbas kasus tersebut. Akibat kebiasaan buruknya itu, dia memutuskan istirahat dari golf sampai waktu tidak ditentukan. Menurut pengamat finansial, Woods diprediksi merugi hingga USD180 juta bila absen hingga satu musim. New York Post melaporkan, kerugian terbesar Woods berasal dari iklan, jumlahnya bisa mencapai USD110 juta. Dia juga berpotensi kehilangan USD23 juta dari uang hadiah.
Maklum, rata-rata sebesar itulah penghasilannya dari turnamen, paling besar dari Kompetisi FedEX Championship yang menawarkan hadiah utama hingga USD10 juta. Selain itu, sebesar USD30 juta sebagai imbalan merancang tiga lapangan golf bukan tidak mungkin melayang. Dia juga tidak akan mendapat performance fee dari penampilannya di setiap turnamen yang bisa berjumlah USD17 juta. Dari sektor industri, Woods diramalkan akan mengalami defisit hingga USD591 juta, tertinggi berasal dari kerja samanya bersama Nike.
Tidak tanggung-tanggung nominalnya menembus USD455 juta. Pasalnya, Woods mempunyai 35 persen saham di produsen apparel olahraga itu. Menurut Profesor dari University of California Davis, Victor Stango, investor dari tiga perusahaan yang terkait dengan olahraga seperti pembuat video game Electronic Arts (EA) Sports, Gatorade, dan Nike, terpengaruh paling buruk, yakni mengalami penurunan sekira 4,3 persen nilai saham.
“Sebuah kerugian yang amat besar karena pemilik saham akan kehilangan pendapatan dari produk yang menggantungkan citra dengan sosok Woods,” kata Stango seperti dilansir dailynews. Woods kemungkinan tak akan lagi menerima pembagian keuntungan dari penjualan tiket di PGA Tour.
Berdasarkan kalkulasi musim 2009, dia menerima sedikitnya USD40juta dari sektor ini. Artinya, dia kemungkinan kehilangan sebanyak itu pada musim ini. Lantaran pamornya menurun, penjualan game atas namanya yang dikeluarkan EA Sport ikut merosot. Itu berarti pendapanya bisa berkurang sampai USD96 juta.
Kerugian Woods ditaksir bisa lebih banyak lagi. Pasalnya, ada sejumlah perusahaan yang memutuskan mengakhiri kontraknya lebih cepat. Sejauh ini sudah empat perusahaan yang mengambil langkah ini, yakni perusahaan komunikasi AT&T, Gillette, Gatorade, dan Accenture.
No comments:
Post a Comment