JAKARTA - Krisis ekonomi global yang terjadi sekarang ini nampaknya merupakan sebuah proses dalam mencari 'keseimbangan baru' di dunia. Dan sebagai sebuah proses pasti ada yang unggul (winners) dan ada juga yang malah meredup (loosers).
Menurut ekonom dari UBS Investment Research, Andrew Cates dalam laporan terbaru 'Tectonic Economics', negara-negara yang ekonominya melaju dengan cepat, akan menjadi winners akan membantu untuk terwujudnya keseimbangan baru tersebut.
"Negara-negara yang tengah maju dengan pesat dan memiliki perekonomian yang besar seperti China, Brazil atau Indonesia mempunyai potensi struktural untuk membantu menyeimbangkan perekonomian global. Begitu juga dengan Jepang," kata Andrew dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat (26/2/2010).
Dalam laporannya tersebut, ia membuat indeks yang mengidentifikasi negara-negara 'Pemenang' (winners) dan negara-negara yang 'Kalah' (losers) dari keseimbangan baru tersebut. Ini bukan hanya menggambarkan re-distribusi pertumbuhan dalam ekonomi dunia, tetapi juga di mana ekuitas dan nilai tukar yang nyata berada.
"Yang termasuk dalam kategori negara-negara Pemenang adalah China, India, dan Indonesia yang merupakan negara dengan ekonomi terbesar di Asia, bersama dengan Filipina dan Malaysia. Dari Amerika Latin, Brazil, Meksiko dan Argentina juga berkerja dengan baik," imbuh dia.
Sementara itu yang masuk dalam kategori 'kalah' adalah negara-negara di Eropa Timur dan Barat dengan Jerman sebagai pengecualian.
Dia juga menyimpulkan bahwa nilai tukar yang tidak konsisten bukan penyebab utama dari ketidakseimbangan ekonomi dunia. Akan tetapi, pertumbuhan produktivitas diferensial, demografi, insentif tabungan dan investasi serta ketidakpastian merupakan sumber permasalahannya.
No comments:
Post a Comment