Kisah ini mengenai sebuah peristiwa aneh yang menimpa sebuah kapal kargo milik Belanda yang berlayar tidak jauh dari tempat tinggal kita, selat Malaka. Yang saya maksud adalah Kapal SS Ourang Medan.
Ingatan akan kapal ini begitu melekat di kepala para pelaut yang menemukannya sehingga ketika mereka mengingatnya, mereka akan segera bergidik karena peristiwa aneh yang tidak terjelaskan yang menimpa kapal itu.
Kisahnya terjadi pada suatu hari yang cerah di bulan Februari 1948.
Di selat Malaka, cuaca sempurna, tidak ada gangguan alam yang berarti, ombak cukup tenang. Namun kesempurnaan itu segera dipecahkan oleh sebuah sinyal SOS yang datang tiba-tiba dan terdengar oleh sekitar selusin kapal yang sedang berlayar di sekitar situ.
Sinyal itu ternyata berasal dari seorang awak kapal SS Ourang Medan.
Kapal City of Baltimore dan Kapal Silver Star adalah dua diantara selusin kapal yang menangkap teriakan itu di radio mereka. Di ujung radio terdengar suara panik yang membuat orang yang mendengarkannya terdiam.
"Para perwira sudah tewas, kapten terbaring di ruang kendali. Sepertinya semua awak telah tewas."
Dari selusin kapal yang sama-sama mendengar teriakan itu, hanya Silver Star yang bisa menentukan arah koordinatnya dengan tepat.
Jadi, kapten Silver Star segera memerintahkan awaknya untuk bergerak menuju lokasi SS Ourang Medan. Belum lagi tiba di tempat tujuan, terdengar bunyi yang sepertinya sebuah pesan morse yang diikuti oleh sebuah teriakan lirih di ujung radio.
"Aku hampir mati"
Lalu, semuanya hening, yang ada hanya suara gemerisik radio yang tidak beraturan.
Dalam beberapa jam, Silver Star sampai di lokasi SS Ourang Medan. Mereka bisa melihat kapal itu dari kejauhan. Lalu sinyal komunikasi dikirimkan. Karena tidak ada tanggapan terhadap sinyal bendera maupun radio, sebuah tim dikirim menuju kapal itu.
Perlahan-lahan, kapal kecil yang membawa tim penyelidik bergerak menuju kapal itu. Tidak terlihat adanya gerakan di atas kapal. Namun, mereka melihat sesuatu yang ganjil di sekitar kapal.
Hiu-hiu bermunculan di sekitar lambung dan tampaknya setiap hiu di Teluk Benggala datang ke sana karena tahu ada orang-orang mati di atas kapal.
Setibanya di atas kapal, tim itu menyaksikan sebuah pemandangan yang tidak akan mereka lupakan seumur hidup.
Mereka melihat mayat-mayat bergelimpangan di atas dek !
Bergegas mereka memeriksa ruang peta untuk mencari sang kapten.
Ketika mereka masuk ke ruang peta, mereka melihat mayat-mayat perwira bersama sang kapten bergeletakan di tempat itu. Seakan-akan, sang kapten telah mengumpulkan mereka di situ untuk merundingkan sesuatu yang mendesak sebelum mereka mati.
Tapi, horor yang mereka jumpai bukan cuma itu. Bagian yang mengerikan dari mayat itu adalah, teror yang terlihat di wajah mereka.
Di setiap mayat, terdapat wajah pucat penuh ketakutan. Mata mereka menatap ngeri dan tubuh mereka kaku karena rigor mortis (Kekakuan sebelum orang meninggal), beberapa orang dengan tangan teracung ke atas.
Mayat para pelaut yang meninggal di atas dek juga mengalami kondisi yang sama.
"Gigi mereka mengatup rapat, wajah mereka menengadah ke arah matahari, dan teror terlihat di wajah mereka"
Bahkan seekor anjing yang ditemukan di bawah dek juga telah menjadi mayat dengan kondisi serupa. Kakinya mengarah ke udara, giginya menyeringai dengan geraman tanpa suara, seakan-akan nyawanya putus ketika ia sedang melihat bahaya di depan matanya.
Di ruang radio, petugas telegraf terkulai di atas peralatannya yang diam.
Sesuatu telah terjadi ! Tapi apa ?
Tim dari Silver Star segera memeriksa seisi kapal. Mereka tidak menemukan kerusakan apapun yang mengindikasikan tindak kekerasan. Pada mayat-mayat yang bergelimpangan, mereka tidak menemukan luka atau tanda-tanda kekerasan lainnya.
Apa yang telah menyebabkan mereka meninggal ?
Apakah hantu laut tiba-tiba muncul dari samudera dan membunuh semua awak kapal itu ?
Belum lagi tim itu selesai memeriksa, sebuah kejadian aneh kembali terjadi. Entah apa sebabnya, kargo yang ada di atas kapal itu mengeluarkan nyala api. Api segera menjalar ke bagian lain dari kapal.
Dalam hitungan menit, tim itu segera menyelamatkan diri ke kapal kecil mereka dan segera mengayuh. Lalu, SS Ourang Medan meledak dengan suara keras. Ledakan itu terdengar hingga seperempat mil dan membunuh beberapa hiu yang kelaparan.
Tim itu berhasil menyelamatkan diri.
Dari kejauhan, mereka bisa melihat SS Ourang Medan terbakar dan tenggelam perlahan-lahan ke dasar lautan, ikut menenggelamkan misteri yang baru saja mereka saksikan.
Kisah SS Ourang Medan dan peristiwa misterius yang menimpanya pertama kali diceritakan kepada publik lewat publikasi Proceedings of the Merchant Marine Council yang diterbitkan oleh US National Coast Guard pada tahun 1953. Namun anehnya, selain publikasi itu, tidak ada seorangpun yang dapat menemukan data mengenai kapal ini. Siapa yang membuatnya atau dokumen-dokumen resmi pendukung lainnya.
Asal-usul dan keberadaan kapal ini akhirnya menjadi misteri yang sama anehnya dengan peristiwa tenggelamnya.Spekulasi berkembang. Sebagian percaya bahwa US National Coast Guard telah menciptakan kisah khayalan.
Sebagian yang mempercayai kisah ini menduga kapal ini mengangkut kargo berupa bahan kimia yang mungkin juga telah membunuh mereka. Sebagian lagi mengatakan bahwa para awak kapal dibunuh dan diracun oleh bajak laut.
Yang tidak berspekulasi hanya mengatakan bahwa para awak kapal "meninggal karena nasib buruk".
Mengenai kebenarannya, kita mungkin tidak akan pernah tahu.
Ingatan akan kapal ini begitu melekat di kepala para pelaut yang menemukannya sehingga ketika mereka mengingatnya, mereka akan segera bergidik karena peristiwa aneh yang tidak terjelaskan yang menimpa kapal itu.
Kisahnya terjadi pada suatu hari yang cerah di bulan Februari 1948.
Di selat Malaka, cuaca sempurna, tidak ada gangguan alam yang berarti, ombak cukup tenang. Namun kesempurnaan itu segera dipecahkan oleh sebuah sinyal SOS yang datang tiba-tiba dan terdengar oleh sekitar selusin kapal yang sedang berlayar di sekitar situ.
Sinyal itu ternyata berasal dari seorang awak kapal SS Ourang Medan.
Kapal City of Baltimore dan Kapal Silver Star adalah dua diantara selusin kapal yang menangkap teriakan itu di radio mereka. Di ujung radio terdengar suara panik yang membuat orang yang mendengarkannya terdiam.
"Para perwira sudah tewas, kapten terbaring di ruang kendali. Sepertinya semua awak telah tewas."
Dari selusin kapal yang sama-sama mendengar teriakan itu, hanya Silver Star yang bisa menentukan arah koordinatnya dengan tepat.
Jadi, kapten Silver Star segera memerintahkan awaknya untuk bergerak menuju lokasi SS Ourang Medan. Belum lagi tiba di tempat tujuan, terdengar bunyi yang sepertinya sebuah pesan morse yang diikuti oleh sebuah teriakan lirih di ujung radio.
"Aku hampir mati"
Lalu, semuanya hening, yang ada hanya suara gemerisik radio yang tidak beraturan.
Dalam beberapa jam, Silver Star sampai di lokasi SS Ourang Medan. Mereka bisa melihat kapal itu dari kejauhan. Lalu sinyal komunikasi dikirimkan. Karena tidak ada tanggapan terhadap sinyal bendera maupun radio, sebuah tim dikirim menuju kapal itu.
Perlahan-lahan, kapal kecil yang membawa tim penyelidik bergerak menuju kapal itu. Tidak terlihat adanya gerakan di atas kapal. Namun, mereka melihat sesuatu yang ganjil di sekitar kapal.
Hiu-hiu bermunculan di sekitar lambung dan tampaknya setiap hiu di Teluk Benggala datang ke sana karena tahu ada orang-orang mati di atas kapal.
Setibanya di atas kapal, tim itu menyaksikan sebuah pemandangan yang tidak akan mereka lupakan seumur hidup.
Mereka melihat mayat-mayat bergelimpangan di atas dek !
Bergegas mereka memeriksa ruang peta untuk mencari sang kapten.
Ketika mereka masuk ke ruang peta, mereka melihat mayat-mayat perwira bersama sang kapten bergeletakan di tempat itu. Seakan-akan, sang kapten telah mengumpulkan mereka di situ untuk merundingkan sesuatu yang mendesak sebelum mereka mati.
Tapi, horor yang mereka jumpai bukan cuma itu. Bagian yang mengerikan dari mayat itu adalah, teror yang terlihat di wajah mereka.
Di setiap mayat, terdapat wajah pucat penuh ketakutan. Mata mereka menatap ngeri dan tubuh mereka kaku karena rigor mortis (Kekakuan sebelum orang meninggal), beberapa orang dengan tangan teracung ke atas.
Mayat para pelaut yang meninggal di atas dek juga mengalami kondisi yang sama.
"Gigi mereka mengatup rapat, wajah mereka menengadah ke arah matahari, dan teror terlihat di wajah mereka"
Bahkan seekor anjing yang ditemukan di bawah dek juga telah menjadi mayat dengan kondisi serupa. Kakinya mengarah ke udara, giginya menyeringai dengan geraman tanpa suara, seakan-akan nyawanya putus ketika ia sedang melihat bahaya di depan matanya.
Di ruang radio, petugas telegraf terkulai di atas peralatannya yang diam.
Sesuatu telah terjadi ! Tapi apa ?
Tim dari Silver Star segera memeriksa seisi kapal. Mereka tidak menemukan kerusakan apapun yang mengindikasikan tindak kekerasan. Pada mayat-mayat yang bergelimpangan, mereka tidak menemukan luka atau tanda-tanda kekerasan lainnya.
Apa yang telah menyebabkan mereka meninggal ?
Apakah hantu laut tiba-tiba muncul dari samudera dan membunuh semua awak kapal itu ?
Belum lagi tim itu selesai memeriksa, sebuah kejadian aneh kembali terjadi. Entah apa sebabnya, kargo yang ada di atas kapal itu mengeluarkan nyala api. Api segera menjalar ke bagian lain dari kapal.
Dalam hitungan menit, tim itu segera menyelamatkan diri ke kapal kecil mereka dan segera mengayuh. Lalu, SS Ourang Medan meledak dengan suara keras. Ledakan itu terdengar hingga seperempat mil dan membunuh beberapa hiu yang kelaparan.
Tim itu berhasil menyelamatkan diri.
Dari kejauhan, mereka bisa melihat SS Ourang Medan terbakar dan tenggelam perlahan-lahan ke dasar lautan, ikut menenggelamkan misteri yang baru saja mereka saksikan.
Kisah SS Ourang Medan dan peristiwa misterius yang menimpanya pertama kali diceritakan kepada publik lewat publikasi Proceedings of the Merchant Marine Council yang diterbitkan oleh US National Coast Guard pada tahun 1953. Namun anehnya, selain publikasi itu, tidak ada seorangpun yang dapat menemukan data mengenai kapal ini. Siapa yang membuatnya atau dokumen-dokumen resmi pendukung lainnya.
Asal-usul dan keberadaan kapal ini akhirnya menjadi misteri yang sama anehnya dengan peristiwa tenggelamnya.Spekulasi berkembang. Sebagian percaya bahwa US National Coast Guard telah menciptakan kisah khayalan.
Sebagian yang mempercayai kisah ini menduga kapal ini mengangkut kargo berupa bahan kimia yang mungkin juga telah membunuh mereka. Sebagian lagi mengatakan bahwa para awak kapal dibunuh dan diracun oleh bajak laut.
Yang tidak berspekulasi hanya mengatakan bahwa para awak kapal "meninggal karena nasib buruk".
Mengenai kebenarannya, kita mungkin tidak akan pernah tahu.
No comments:
Post a Comment