SKOPJE - Macedonia, yang berharap berubah menjadi wilayah pusat teknologi saat ini sangat berbangga hati, pasalnya bocah berumur sembilan tahun Marko Calasan, menjadi Insinyur Microsoft Certified System termuda di dunia.
Permasalahannya adalah tanpa adanya tanggapan dan dukungan serius dari pemerintah, Marko tidak melihat adanya masa depan yang baik di wilayah Balkan yang menyatakan kemerdekaannya pada tahun 1992 dari Yugoslavia.
"Saya ingin tinggal di sini, tetapi di sini kurang sumber daya. Saya ingin pergi ke Amerika Serikat, tempat di mana saya akan mendapatkan bahan-bahan teknis yang dibutuhkan. Saya tidak bisa sejahtera di sini. Saya ingin tinggal di sini, tetapi tidak bisa," ujar Calasan seperti di kutip dari Reuters, Minggu (7/2/2010).
Pada usia enam tahun, Marko mendapatkan pengakuan sistem administrasi pertamanya dari Microsoft. Ia menjadi selebriti di sepanjang wilayah Balkans pada bulan Desember ketika ia mendapatkan Sertifikasi Sistem Insinyur-nya, gelar yang sulit didapat bahkan oleh seorang insinyur komputer yang ahli.
Dengan bakat yang besar ia dianugerahi hak yang spesial, pemerintah Masedonia pun mengijinkannya untuk tidak datang ke sekolah secara rutin.
"Saya suka pergi ke sekolah, tapi saya tidak bisa pergi tiap hari. Terlalu mudah pelajarannya, tapi saya mendapatkan hal yang baru di sana," ujar Marko, yang fasih berbahasa Inggris.
Ia juga bekerja sebagai pengendali sistem administrasi di sebuah lembaga non-profit yang membantu orang-orang cacat. Marko saat ini memiliki proyek baru untuk mengajarkan orang tentang pengetahuan komputer dalam bahasa Inggris menggunakan streaming video.
Di antara waktunya mengolah sistem komputer dan juga membagi pengetahuannya, Marko tampak seperti anak-anak lain pada umumnya yang suka bermain bola dengan teman-temannya, bersepatu roda, dan juga menghilangkan stereotipe seorang kutu buku. Ia menganggap permainan di komputer merupakan buang-buang waktu dibandingkan waktu “bermain di luar”.
Permasalahannya adalah tanpa adanya tanggapan dan dukungan serius dari pemerintah, Marko tidak melihat adanya masa depan yang baik di wilayah Balkan yang menyatakan kemerdekaannya pada tahun 1992 dari Yugoslavia.
"Saya ingin tinggal di sini, tetapi di sini kurang sumber daya. Saya ingin pergi ke Amerika Serikat, tempat di mana saya akan mendapatkan bahan-bahan teknis yang dibutuhkan. Saya tidak bisa sejahtera di sini. Saya ingin tinggal di sini, tetapi tidak bisa," ujar Calasan seperti di kutip dari Reuters, Minggu (7/2/2010).
Pada usia enam tahun, Marko mendapatkan pengakuan sistem administrasi pertamanya dari Microsoft. Ia menjadi selebriti di sepanjang wilayah Balkans pada bulan Desember ketika ia mendapatkan Sertifikasi Sistem Insinyur-nya, gelar yang sulit didapat bahkan oleh seorang insinyur komputer yang ahli.
Dengan bakat yang besar ia dianugerahi hak yang spesial, pemerintah Masedonia pun mengijinkannya untuk tidak datang ke sekolah secara rutin.
"Saya suka pergi ke sekolah, tapi saya tidak bisa pergi tiap hari. Terlalu mudah pelajarannya, tapi saya mendapatkan hal yang baru di sana," ujar Marko, yang fasih berbahasa Inggris.
Ia juga bekerja sebagai pengendali sistem administrasi di sebuah lembaga non-profit yang membantu orang-orang cacat. Marko saat ini memiliki proyek baru untuk mengajarkan orang tentang pengetahuan komputer dalam bahasa Inggris menggunakan streaming video.
Di antara waktunya mengolah sistem komputer dan juga membagi pengetahuannya, Marko tampak seperti anak-anak lain pada umumnya yang suka bermain bola dengan teman-temannya, bersepatu roda, dan juga menghilangkan stereotipe seorang kutu buku. Ia menganggap permainan di komputer merupakan buang-buang waktu dibandingkan waktu “bermain di luar”.
No comments:
Post a Comment