Peneliti dari Max Planck Institute Jerman, Prof Dr Wulf Schiefenhovel menyatakan sangat terkesan dengan kehidupan masyarakat Papua yang pernah ditelitinya di era 1970 an.
Hal itu disampaikannya dalam acara sarasehan yang diselenggarakan KBRI Berlin, ujar Fungsi Sosbud KBRI Berlin, Agus Priono di London, Rabu.
Ia menuturkan, sekitar 75 warga Jerman dengan antusias mengikuti presentasi yang disampaikan Prof Dr Wulf Schiefenhovel dari Max Planck Institute, salah satu institut kenamaan di Jerman.
Sarasehan bulanan diselenggarakan KBRI Berlin dengan tema yang beragam, seperti perkembangan poleksosbud terkini di Indonesia.
Prof Dr Wulf memimpin proyek penelitian tentang masyarakat Papua, khususnya suku Eipo di Lereng Gunung Jaya Wijaya tahun 1970-an bekerja sama dengan LIPI dan Lembaga Riset Jerman/DFG Deutsche Forschungsgemmeinschaft.
Fokus penelitian mencakup berbagai disiplin ilmu antara lain musik etnhnologi, kedokteran, geologi, pertanian, bahasa (dialek) dan lain-lain.
Bersama timnya, profesor itu hidup bersama masyarakat Eipo dan belajar tentang kehidupan mereka mulai cara bercocok tanam, upacara adat, pembangunan rumah, pengobatan tradisional, kepercayaan yang dianut dan berkomunikasi dengan dialek lokal.
Pada Agustus tahun lalu, Prof Wulf kembali mengunjungi masyarakat Eipo dan menemukan banyak kemajuan yang luar biasa, seperti munculnya kesadaran membuka diri terhadap masyarakat di luar desanya.
Ia sangat terkesan dengan masyarakat Eipo dalam beberapa aspek kehidupan dan pemahaman akan lingkungan dan pengetahuan mengenai struktur tanaman, serta kemampuan membangun rumah tinggal secara gotong royong.
Wulf menyampaikan kekagumannya atas kemajuan yang ditunjukkan masyarakat Eipo. Rumah yang dibangun menggunakan solar panel (tenaga surya) itu memungkinkan warga menikmati listrik.
Kesadaran akan tingkat kepadatan penduduk dengan tingkat kelahiran yang cukup tinggi, masyarakat juga memikirkan perlunya program keluarga berencana, paparnya.
dikupas dari : inilah.com
No comments:
Post a Comment