Untuk menangkap makanan, paus bungkuk menyelam dengan kecepatan tinggi dengan mulut terbuka untuk menelan sejumlah besar air penuh dengan mangsa.
Sekarang ilmuwan telah mendeteksi adaptasi tulang unik yang memungkinkan paus melakukan hal ini tanpa terluka.
Penelitian melibatkan paus rorqual, keluarga spesies yang mencakup paus bungkuk dan ikan paus biru, binatang terbesar di bumi.
Makhluk ini memangsa ikan kecil dan udang krill dengan cara menghisap di dalam air saat menyelam jauh di dalam laut.
Paus memiliki jaringan elastis khusus yang melekat pada rahang yang disebut lemak alur ventral.
Ketika mereka merendahkan rahangnya ke sudut ekstrim dan berenang sangat cepat, kekuatan tarik pada lapisan lemak ini bisa memperluas cakupan volume yang bisa ditangkap ikan paus itu.
Cara ini memungkinkan ikan paus rorqual mendapat cukup makanan dalam beberapa jam yang bisa mmenuhi kebutuhan dalam sehari.
Namun cara makan seperti itu memerlukan usaha keras. Tekanan ekstrim dari air menarik lapisan lemak dan menjadi tarikan sangat kuat pada rahang paus disebut mandibula.
Para ilmuwan kini yakin bagaimana mandibula dapat menahan beban tersebut.
"Kami tertarik untuk mengetahui apakah memiliki desain mekanik khusus yang memungkinkan tidak istirahat selama tekanan," kata Daniel J Field mahasiswa zoologi University of British Columbia di Vancouver, Kanada.
"Fakta bahwa mereka dapat menahan kekuatan raksasa tersebut benar-benar luar biasa."
Field bekerja dengan atasannya Robert Shadwick dan peneliti lainnya untuk mengukur tulang rahang bawah paus.
Tim ini menggunakan proses scanning sinar X untuk menghitung geometri tulang rahang secara tiga-dimensi dan distribusi kepadatannya.
Para ilmuwan menemukan bahwa rahang ikan paus terbentuk dengan cara yang unik, berbeda dengan rahang manusia.
Secara khusus, para ilmuwan mengukur fitur yang disebut kekakuan lentur, kombinasi dari kepadatan tulang yang tinggi dan luas penampang besar yang memungkinkan tulang menahan lentur.
Para peneliti menemukan bahwa rahang paus terbentuk dengan pola kekakuan lentur unik. Tertinggi ada di pinggiran melekat pada tengkorak, dan terendah di pusat yang dioptimalkan untuk melawan tekanan saat menyergap makanan.
No comments:
Post a Comment