Badan berotot sedikit bungkuk, perut buncit, kulit legam, dan gigi hancur karena narkoba. Nyaris tidak tersisa kegagahan seorang Andre,bukan nama asli, aktor sinetron tahun 1990-an yang menjadi korban kecanduan narkoba.
”Lumayanlah sekarang masih bisa dapat uang Rp 15.000, kalau jaga parkir malam hari saya sudah enam tahun lebih bersih (berhenti memakai narkoba) dan dapat terapi khusus,” kata Andre yang tinggal di bilangan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Hampir setiap malam, pukul 20.00 hingga pukul 22.00, Andre mencari nafkah menjaga parkir di depan sebuah apotek di dekat rumah sakit milik TNI.
Hidup Andre bagaikan roller coaster yang naik dan turun secara drastis. Pernah merasakan hidup dengan wajah tampan, memiliki ayah pejabat penting sekaligus anggota parlemen, dan hidup ala orang tenar. Kini dia, seperti pengakuannya saat ditemui Kamis (26/2), nyaris menjadi sampah masyarakat….
Andre bersyukur tidak terjerumus lebih dalam, bahkan berakhir mati mengenaskan akibat narkoba. Ekstasi, putau, hingga sabu menemani Andre sejak medio tahun 1995. ”Teman kuliah saya di jurusan perhotelan sudah banyak yang meninggal. Ada juga yang meninggal overdosis di dalam kampus,” kata Andre.
Petaka narkoba menghampiri Andre di kampus, tetangga, dan dunia artis. Sekadar mencoba, jadilah dia ketagihan. ”Kalau enggak cicaw (menyuntik putau) atau ngedrag (mengisap sabu), rasanya enggak bisa apa-apa dan tidak mau hidup,” kata Andre.
Dia pun tersingkir dari dunia sinetron karena keadaan fisiknya semakin parah. Ayah Andre berusaha mencari jalan untuk merebut kembali putranya. Andre pun dikirim ke pelbagai lembaga pengobatan hingga pesantren.
Jalan berliku bagi seorang pecandu yang ingin sembuh. Jatuh bangun dialami, teman-teman lama selalu berusaha meracuni dia untuk kembali memakai narkoba. Saat saka -ketagihan narkoba - Andre tidak segan-segan menjual perkakas dan isi rumah. Pelbagai barang berharga milik ayah dan ibunya dijual di lapak pemulung tidak jauh dari rumah.
Terakhir sebelum akhirnya berhenti menggunakan narkoba tahun 2003, Andre sempat datang dalam sebuah pesta ulang tahun seorang bandar terkenal berinisial Aw. ”Seingat saya itu kali terakhir pakai narkoba. Untung bapak saya masih mau merawat saya,” kata Andre.
Andre mengaku, tiga adiknya menjadi ”orang”, berumah tangga, dan memiliki pekerjaan. Hanya dia seorang yang menjadi beban sang ayah yang hidup menduda. Kini, di usia yang baru masuk 35 tahun, fisiknya sudah layu. Rambut Andre beruban, kulit bersisik akibat penggunaan narkoba. Namun, sekali lagi, dia merasa beruntung bisa terlepas dari jeratan narkoba.
”Dulu dia ganteng dan gagah. Ke mana-mana berdandan dendi seperti aktor Hollywood. Badan tegap, kemeja flanel, celana jeans bermerek, dan gesper buckle mahal. Rambutnya panjang diikat ekor kuda seperti Steven Seagal. Sekarang ini siapa menyangka dia pernah bolak-balik main sinetron sebelum akhirnya kejeblos jadi pecandu narkoba. Sekarang malah jadi tukang parkir,” kata Djupri, tetangga Andre.
Narkoba memang mendatangkan laknat bagi manusia. Dalam hitungan Djupri, di lingkungan kelurahan dalam Kecamatan Tanah Abang, setidaknya ada 15 pemuda tewas karena narkoba.
No comments:
Post a Comment