Fatihayah (4) hanya bisa melangkah malu-malu saat beberapa warga meminta foto dirinya. Bocah perempuan yang sering disapa Ipat itu memiliki kelainan. Selain di tengah kelaminnya tumbuh daging menyerupai alat kelamin laki-laki, tubuhnya juga dipenuhi rambut.
Rambut hitam itu sangat dominan di bagian perutnya. Rambut yang tumbuh di kulit menghitam itu juga tumbuh di paha, lengan, dan muka. Siapa saja yang melihat Ipat tentu akan iba terhadapnya.
Saat ini, pihak keluarga belum pernah memeriksakan Ipat ke tim medis secara serius, karena keterbatasan dana. Paling-paling, orangtua membawa Ipat ke Puskesmas.
"Ya, selama ini kami hanya membawanya ke Puskesmas Warakas. Dan kebetulan tempatnya tidak jauh. Tapi selama ini di sana hanya dilihat-lihat saja belum ada tindakan medis. Dan baru kemarin, petugas Puskesmas datang mau dibawa ke RSUD Koja pada Jumat (5/2/2010) nanti," ujar ibunda Ipat, Lina, di rumahnya, Rabu (3/1/2010).
Lina mengaku malu ketika membawa anak bungsunya itu untuk berobat ke Puskesmas. Namun, karena ingin anak bungsunya bisa sembuh dan hidup normal, ia pun kerap membawa Ipat ke Puskesmas.
"Saya ingin anak saya seperti anak-anak yang lain mas. Saya tidak ingin anak saya tidak bisa bergaul," katanya.
Lina menceritakan, Saat Ipat terkena demam tinggi pada umur 2 tahun, dia membawanya ke puskesmas. Namun karena merasa malu dan tidak ada tindakan yang berarti, Lina tidak pernah lagi ke Puskesmas. "Anak saya sering merasa kesakitan kalau digendong samping," keluhnya.
Ayah Fatihayah, Encim, juga mengeluhkan biaya yang dibutuhkan untuk anaknya. Padahal, dari pekerjaan sebagai buruh, ia hanya bisa memperoleh Rp 25 ribu per hari.
"Saya bingung harus bagaimana. saya ingin anak saya normal seperti anak lainnya, tetapi saya sudah membayangkan kalau dioperasi pasti biayanya besar. Sedangkan untuk makan kami sehari-hari saja sudah sulit," tambah Encim.
Beruntung Lina dan Encim punya tetangga seorang Kader PKK Kecamatan Tanjungpriok yang bernama Saripah. Pada Selasa (2/2/2010) kemarin, Fatihayah dibawa ke RSUD Koja untuk diperiksakan.
"Tapi karena dokternya tidak ada untuk masalah kulit dan kelamin, saya disuruh datang
pada Jumat (5/2/2010) depan," jelasnya.
"Saya juga tidak punya Gakin dan dan SKTM. Beruntung saya punya tetangga yang baik," pungkasnya.
Rambut hitam itu sangat dominan di bagian perutnya. Rambut yang tumbuh di kulit menghitam itu juga tumbuh di paha, lengan, dan muka. Siapa saja yang melihat Ipat tentu akan iba terhadapnya.
Saat ini, pihak keluarga belum pernah memeriksakan Ipat ke tim medis secara serius, karena keterbatasan dana. Paling-paling, orangtua membawa Ipat ke Puskesmas.
"Ya, selama ini kami hanya membawanya ke Puskesmas Warakas. Dan kebetulan tempatnya tidak jauh. Tapi selama ini di sana hanya dilihat-lihat saja belum ada tindakan medis. Dan baru kemarin, petugas Puskesmas datang mau dibawa ke RSUD Koja pada Jumat (5/2/2010) nanti," ujar ibunda Ipat, Lina, di rumahnya, Rabu (3/1/2010).
Lina mengaku malu ketika membawa anak bungsunya itu untuk berobat ke Puskesmas. Namun, karena ingin anak bungsunya bisa sembuh dan hidup normal, ia pun kerap membawa Ipat ke Puskesmas.
"Saya ingin anak saya seperti anak-anak yang lain mas. Saya tidak ingin anak saya tidak bisa bergaul," katanya.
Lina menceritakan, Saat Ipat terkena demam tinggi pada umur 2 tahun, dia membawanya ke puskesmas. Namun karena merasa malu dan tidak ada tindakan yang berarti, Lina tidak pernah lagi ke Puskesmas. "Anak saya sering merasa kesakitan kalau digendong samping," keluhnya.
Ayah Fatihayah, Encim, juga mengeluhkan biaya yang dibutuhkan untuk anaknya. Padahal, dari pekerjaan sebagai buruh, ia hanya bisa memperoleh Rp 25 ribu per hari.
"Saya bingung harus bagaimana. saya ingin anak saya normal seperti anak lainnya, tetapi saya sudah membayangkan kalau dioperasi pasti biayanya besar. Sedangkan untuk makan kami sehari-hari saja sudah sulit," tambah Encim.
Beruntung Lina dan Encim punya tetangga seorang Kader PKK Kecamatan Tanjungpriok yang bernama Saripah. Pada Selasa (2/2/2010) kemarin, Fatihayah dibawa ke RSUD Koja untuk diperiksakan.
"Tapi karena dokternya tidak ada untuk masalah kulit dan kelamin, saya disuruh datang
pada Jumat (5/2/2010) depan," jelasnya.
"Saya juga tidak punya Gakin dan dan SKTM. Beruntung saya punya tetangga yang baik," pungkasnya.
No comments:
Post a Comment