Hati-hati saat memilih dan mengenakan kondom. Menurut penelitian Kinsey Institute, jika Anda tak mengenakan kondom dengan semestinya (misalnya tidak menjepit ujungnya sebelum membuka gulungannya), risiko kondom robek bisa mencapai 15 persen. Padahal, jika Anda mengenakan dengan benar pun, risiko robek masih ada 2-3 persen.
Oleh karena itu, Nick White, Technical Risk Director untuk SSL International, pembuat kondom merek Durex, melakukan penelitian untuk mencari jalan keluarnya. Setelah menguji hampir 1.000 kondom yang dikembalikan karena memiliki cacat, White mendapati bahwa hampir seluruh robekan terjadi karena disebabkan cara tertentu. Dari pengujian itu, White memiliki beberapa ide untuk memilih dan mengenakan kondom yang aman.
* Jangan terlalu rapat. White menyarankan, apabila pasangan merasa kondom terasa semakin ketat, minta ia untuk tidak memaksa memakainya dan memastikan kondom belum meregang. Jika sudah meregang, bisa-bisa kondom robek.
* Lakukan pelumasan. Jika Anda merasa vagina belum cukup lembab, gunakan gel lubrikasi berbahan dasar air. Paul Joannides, penulis Guide To Getting It On, menyarankan untuk me-rehidrasi jika Anda berdua sudah mengenakannya beberapa saat. ”Tambahkan saja air atau liur, tapi jangan gel lubrikasinya,” katanya. ”Jika tidak, Anda akan merasakan perih dan panas pada vagina.”
* Keringkan dulu. Pastikan batang penis tidak basah ketika Anda memasangkan kondom, misalnya karena sebelumnya Anda memberikan seks oral untuknya. Hal ini untuk mencegah kondom terkoyak atau tergelincir.
* Takut tembus, tak berarti harus memakai kondom dobel. Apabila satu lapis kondom saja bisa membuat Anda merasa nyeri, bagaimana bila dua?
* Pilih yang terbaik. Consumer Reports belum lama ini melakukan uji coba terhadap 15.000 kondom dan tujuh produk di antaranya mendapatkan nilai yang sempurna. Artinya, kondom ini terbukti lebih kuat dan lebih dapat diandalkan. Tiga merek di antaranya adalah Durex, Lifestyles, dan Trojan meski tak semua varian produk mereka dianggap sempurna.
* Hati-hati kondom bajakan. Kondom palsu ini berasal dari China. ”Pengekspor kondom ini mencetak kotak kemasan sehingga mirip dengan kondom asal Amerika. Ini cukup mengganggu,” ujar White. Agar tidak tertipu mendapatkan barang bajakan, sebaiknya memang membeli kondom di tempat-tempat yang tepercaya.
* Bagaimana bila robek? Sederhana saja, bila kondom robek, Anda seperti melakukan seks tanpa pengaman saja. Para ahli dari Division of STD Prevention di CDC mengatakan, yang perlu lebih dikhawatirkan dengan kondom yang robek adalah penularan penyakit menular seksual.
No comments:
Post a Comment