Dilaporkan oleh situs WebMD, di Amerika Serikat, setiap lima hari setidaknya ada satu anak yang meninggal akibat tersedak. Meski belum ada laporan mengenai hal ini di Indonesia, namun, hal tersebut perlu diperhatikan. Pasalnya, anak tak hanya bisa tersedak karena menelan mainan atau benda-benda lain, tapi bisa juga tersedak karena makanan.
Menurut penelitian, setiap tahunnya di Amerika Serikat, sekitar 66-77 anak di bawah usia 10 tahun meninggal akibat tersedak makanan, dan lebih dari 10 ribu anak di bawah usia 15 tahun dirawat di unit gawat darurat.
Makanan yang paling sering membuat anak tersedak adalah hot dog, marhmallow, dan permen yang bentuknya bundar atau silinder. Anak balita, yang baru belajar menelan makanan padat memiliki risiko tersedak yang tinggi, namun anak-anak yang berusia lebih muda pun juga memiliki risiko tinggi.
Hot dog merupakan salah satu makanan terutama penyebab anak tersedak, karena bentuknya yang silindris, bisa ditekan, dan ukurannya bisa menutup saluran udara di tenggorokan anak. Makanan kecil lain, seperti anggur bulat, berondong jagung, kacang-kacangan, biji-bijian, permen bulat dan keras, daging, marshmallow, apel, wortel, permen karet, dan selai kacang dalam jumlah banyak bisa menimbulkan risiko tersedak.
Kebanyakan makanan ini, memiliki karakteristik fisik yang berisiko tinggi bisa menciptakan sumbatan di saluran udara anak-anak. Mirip seperti balon lateks, selai kacang pun bisa menyumbat saluran udara dan sulit untuk dikeluarkan.
Tersumbatnya saluran udara bisa menyebabkan masalah pada otak anak-anak. Ketika makanan atau benda lain tersangkut di saluran udara pernapasan, maka oksigen tidak bisa sampai ke otak. Dalam waktu beberapa saat saja, ketika otak kekurangan pasokan oksigen, otak bisa mengalami kerusakan.
Dalam sebuah analisis yang menyangkut 450 kasus anak tersedak yang mengakibatkan kematian anak-anak dalam waktu 2 dekade, yang disebabkan oleh balon lateks sebanyak 29 persen. Sementara kematian akibat tersedak makanan, seperti hot dog mencapai 17 persen. Beberapa waktu lalu, sempat dilakukan penarikan permen di California yang ditengarai menjadi penyebab kematian anak karena tersedak permen tersebut. Permen tersebut berupa jel yang berisi semacam cairan padat sulit terurai dalam mulut, yang disebut konjac.
Para orangtua yang memiliki anak usia balita perlu menyadari akan bahaya yang mungkin terjadi pada anaknya untuk mengambil langkah pencegahan agar bisa meminimalisir risikonya. Misal, dengan memotong hot dog dengan ukuran secukupnya, membelah anggur sebelum dimakan, memotong atau membelah wortel. Hindari pula kebiasaan membiarkan anak makan sambil berjalan, berlari, berbicara, tertawa, atau mengunyah terlalu cepat. Dihimbau pula untuk memperhatikan asupan kacang yang kecil dan biji bunga matahari yang bisa tersangkut di paru-paru, karena lama kelamaan akan menyebabkan infeksi bronchial kronis. Meski tidak akan menyebabkan kematian mendadak, tapi bisa menjadi masalah di kemudian hari.
sumber : www.kompas.com
No comments:
Post a Comment