Laporan mengagetkan mengenai pergerakan jaringan teroris Al-Qaeda, disampaikan oleh Badan Intelijen Amerika Serikat (AS), Central Intelligence Agency (CIA).
Berdasarkan laporan intel senior CIA, Al-Qaeda tengah melakukan persiapan penyerangan Negeri Paman Sam dalam kurun waktu tiga atau enam bulan ke depan.
Laporan itu disampaikan oleh Direktur CIA Leon Panetta kepada Kongres, Selasa 2 Februari waktu setempat. Sontak laporan itu membuat ketakutan bagi warga AS. Pasalnya Tragedi 911 yang menelan ribuan jiwa orang itu masih membekas di benak masyarakat. Tidak hanya bagi warga AS sendiri, namun juga bagi para pendatang.
Rencana serangan itu terditeksi, setelah CIA mengindikasikan adanya gerakan rekruitmen militan dan pengembom baru. Sebenarnya, lanjut dia, tanda-tanda penyerangan sudah terjadi saat serangan pengeboman maskapai penerbangan yang dilakukan oleh Umar Farouk Abdulmutullab, saat Hari Natal 2009.
"Ancaman serangan tidak sebesar Tragedi 911. Al-Qaeda berusaha mencari cara dengan jalan yang tidak mudah terditeksi," ujar Panetta kepada Senate Intelligence Committee, seperti dikutip AP, Rabu (3/1/2010).
Panetta juga mengingatkan pola baru yang dilakukan oleh para teroris, yang kini kerap melakukan aksinya sendirian dan tidak berkelompok. "Ini adalah strategi baru yang harus diperhatikan," tambah dia.
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengutarakan pernyataan pedas kepada jajaran Dinas Intelijen AS, menyusul upaya pengeboman yang dilakukan Umar Farouk. Obama menyebutkan sistem intelijen AS dalam kondisi kacau. Setelah dimarahi, mereka pun langsung menjanjikan sistem baru untuk mengatasi ancaman teroris.
Hal ini diutarakan Direktur Intelijen Nasional AS Dennis Blair, yang berjanji akan meningkatkan usaha untuk mencegah serangan teroris.
"Jajaran intelijen memahami pesan Presiden. Kami (intelijen) akan terus meningkatkan kewaspadaan atas ancaman baru dari pihak teroris," ucap Blair seperti dikutip BBC, belum lama ini.
Terkait peristiwa ini, Presiden ke-44 AS itu menunda sementara rencana pemindahan tahanan teroris dari Penjara Teluk Guantanamo ke Yaman. Namun dia tidak mengubah rencana awal untuk menutup penjara yang terletak di Kuba.
Berdasarkan laporan intel senior CIA, Al-Qaeda tengah melakukan persiapan penyerangan Negeri Paman Sam dalam kurun waktu tiga atau enam bulan ke depan.
Laporan itu disampaikan oleh Direktur CIA Leon Panetta kepada Kongres, Selasa 2 Februari waktu setempat. Sontak laporan itu membuat ketakutan bagi warga AS. Pasalnya Tragedi 911 yang menelan ribuan jiwa orang itu masih membekas di benak masyarakat. Tidak hanya bagi warga AS sendiri, namun juga bagi para pendatang.
Rencana serangan itu terditeksi, setelah CIA mengindikasikan adanya gerakan rekruitmen militan dan pengembom baru. Sebenarnya, lanjut dia, tanda-tanda penyerangan sudah terjadi saat serangan pengeboman maskapai penerbangan yang dilakukan oleh Umar Farouk Abdulmutullab, saat Hari Natal 2009.
"Ancaman serangan tidak sebesar Tragedi 911. Al-Qaeda berusaha mencari cara dengan jalan yang tidak mudah terditeksi," ujar Panetta kepada Senate Intelligence Committee, seperti dikutip AP, Rabu (3/1/2010).
Panetta juga mengingatkan pola baru yang dilakukan oleh para teroris, yang kini kerap melakukan aksinya sendirian dan tidak berkelompok. "Ini adalah strategi baru yang harus diperhatikan," tambah dia.
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengutarakan pernyataan pedas kepada jajaran Dinas Intelijen AS, menyusul upaya pengeboman yang dilakukan Umar Farouk. Obama menyebutkan sistem intelijen AS dalam kondisi kacau. Setelah dimarahi, mereka pun langsung menjanjikan sistem baru untuk mengatasi ancaman teroris.
Hal ini diutarakan Direktur Intelijen Nasional AS Dennis Blair, yang berjanji akan meningkatkan usaha untuk mencegah serangan teroris.
"Jajaran intelijen memahami pesan Presiden. Kami (intelijen) akan terus meningkatkan kewaspadaan atas ancaman baru dari pihak teroris," ucap Blair seperti dikutip BBC, belum lama ini.
Terkait peristiwa ini, Presiden ke-44 AS itu menunda sementara rencana pemindahan tahanan teroris dari Penjara Teluk Guantanamo ke Yaman. Namun dia tidak mengubah rencana awal untuk menutup penjara yang terletak di Kuba.
No comments:
Post a Comment