Dalam studi terbaru ilmuwan dari Stanford University sukses mengubah sel kulit menjadi sel saraf. Temuan ini merupakan sebuah kemajuan yang menyiapkan jalan bagi metode pengobatan baru bagi penderita demensia.
Demensia adalah penurunan kemampuan mental secara perlahan. Penderita demensia akan mengalami gangguan ingatan, pikiran, penilaian, serta kemampuan untuk memusatkan perhatian. Hal ini bahkan bisa juga meyebabkan terjadinya kemunduran kepribadian.
Terobosan dari Stanford University disebut-sebut sangat potensial merevolusi masa depan bidang terapi sel induk manusia untuk regenerasi otak. Sel kulit memiliki properti yang sama dengan sel induk yang diambil dari embrio. Sel tersebut potensial untuk diubah menjadi jaringan tubuh apa pun. Marius Wernig dan timnya hanya menggunakan tiga gen untuk memicu proses transformasi.
"Kami secara aktif dan langsung menginduksi satu jenis sel agar menjadi jenis sel yang benar-benar berbeda," kata Wernig seperti dikutip dari TG Daily, Jumat (29/1/2010).
"Ini adalah sel saraf yang sangat fungsional. Sel-sel ini dapat melakukan semua hal dasar yang dilakukan saraf pada otak," tambah Wernig.
Selama penelitian, sel tersebut diuji untuk memberikan sinyal dan membuat hubungan dengan sel saraf lainnya. Temuan ini juga akan sangat penting bagi masa depan metode pengobatan pasien Parkinson dan gangguan kerusakan otak lainnya.
Saat ini para peneliti baru bisa menjamin bahwa perubahan pasien akan terjadi satu minggu setelah saraf tersebut digunakan, dengan tingkat efisiensi sebesar 20 persen.
Demensia adalah penurunan kemampuan mental secara perlahan. Penderita demensia akan mengalami gangguan ingatan, pikiran, penilaian, serta kemampuan untuk memusatkan perhatian. Hal ini bahkan bisa juga meyebabkan terjadinya kemunduran kepribadian.
Terobosan dari Stanford University disebut-sebut sangat potensial merevolusi masa depan bidang terapi sel induk manusia untuk regenerasi otak. Sel kulit memiliki properti yang sama dengan sel induk yang diambil dari embrio. Sel tersebut potensial untuk diubah menjadi jaringan tubuh apa pun. Marius Wernig dan timnya hanya menggunakan tiga gen untuk memicu proses transformasi.
"Kami secara aktif dan langsung menginduksi satu jenis sel agar menjadi jenis sel yang benar-benar berbeda," kata Wernig seperti dikutip dari TG Daily, Jumat (29/1/2010).
"Ini adalah sel saraf yang sangat fungsional. Sel-sel ini dapat melakukan semua hal dasar yang dilakukan saraf pada otak," tambah Wernig.
Selama penelitian, sel tersebut diuji untuk memberikan sinyal dan membuat hubungan dengan sel saraf lainnya. Temuan ini juga akan sangat penting bagi masa depan metode pengobatan pasien Parkinson dan gangguan kerusakan otak lainnya.
Saat ini para peneliti baru bisa menjamin bahwa perubahan pasien akan terjadi satu minggu setelah saraf tersebut digunakan, dengan tingkat efisiensi sebesar 20 persen.
No comments:
Post a Comment