RUSIA selalu mendukung pembangunan Indonesia, begitu juga sebaliknya. Badan statistik Rusia mencatat, pendapatan yang diperoleh dari kerja sama ekonomi kedua negara mencapai angka USD1,4 miliar.
Ketika berkesempatan mewawancarai Duta Besar (Dubes) Rusia untuk Indonesia Alexander A Ivanov pada pertengahan Januari lalu,dia mengisahkan sebuah cerita yang sangat menarik.
Dia menyebut kisah ini sebagai ”Pohon Kelapa Rusia di Bumi Indonesia”. Ini bukan kisah dongeng, tetapi cerita nyata. Dikisahkan Ivanov, beberapa waktu lalu datanglah delegasi pengusaha Rusia ke Indonesia. Salah satu wakil pengusaha itu bernama Elizaveta Bushueva. Ivanov menyebut Elizaveta sebagai ”ULAMA”, artinya ”Usianya Lanjut, Masih Aktif”.
Dalam sebuah kesempatan,Elizaveta mengisahkan suatu pengalaman yang menakjubkan. Kisahnya bermula ketika kakak Elizaveta dan suaminya akan pindah dari Moskow ke desa Simangkuk, Sumatera Utara (Sumut). Mereka pindah ke Sumut untuk bekerja di konstruksi unit Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Asahan. Proyel PLTA Asahan merupakan salah satu program bantuan Rusia untuk Indonesia.
Menyadari bahwa dirinya akan berjauhan dengan sang kakak, maka Elizaveta berniat memberikan kenang-kenangan untuk kakak tercinta.Ketika sang kakak berpamitan dengannya, Elizaveta menyerahkan kenang-kenangan yang sudah dia siapkan, yaitu sebatang pohon kelapa yang masih kecil. Pohon kelapa mungil ini didatangkan dari kota Adler yang terletak di pantai Laut Hitam.
Elizaveta berpesan kepada kakaknya supaya menanam pohon kelapa pemberiannya di kawasan Simangkuk. Sesampainya di Simangkuk, sang kakak segera memenuhi permintaan Elizaveta. Dia menanam pohon kelapa mungil di area penginapan tenaga insinyur dan konstruksi dari Rusia. Kakak Elizaveta tidak pernah menyangka, pohon kelapa yang dia tanam ternyata beradaptasi sangat cepat dengan mineral tanah dan iklim Indonesia.
Pohon kelapa tumbuh subur, karena dipelihara oleh tangan-tangan yang baik. Hingga kini, pohon kelapa asal Adler itu masih berdiri kokoh di atas tanah Indonesia.Pohon kelapa pemberian Elizaveta menjulang bersama dengan pohon-pohon kelapa asli Indonesia yang tumbuh di sekitarnya. ”Rasanya kini sulit menentukan yang mana pohon kelapa pemberian Elizaveta,” ujar Ivanov.
Barangkali itu pula yang sempat terpikir oleh Elizaveta. Bagaimana pun, dia tentu ingin melihat bagaimana rupa pohon kelapa yang dulu pernah diberikan kepada sang kakak. Namun, postur ratusan pohon kelapa yang tumbuh di Simangkuk tampak serupa. Pasti sulit bagi Elizaveta untuk menemukan pohonnya kembali.
Namun, kenyataan ini tidak menyurutkan langkah Elizaveta untuk melanjutkan apa yang pernah diusahakan oleh kakaknya. Dia berkunjung ke Indonesia dan mengerahkan kemampuan terbaik untuk mengulurkan bantuan bagi generasi muda Indonesia. Bagi Ivanov, kisah tentang pohon kelapa Rusia di Indonesia merupakan simbol.
Pohon kelapa yang didatangkan dari negeri yang jauh ternyata bisa tumbuh subur di atas tanah Indonesia. ”Inilah simbol kerja sama Rusia-Indonesia yang kian kokoh.Pohon kelapa ini merupakan simbol persahabatan yang kuat di antara kedua bangsa yang jaya,” paparnya.
Ketika berkesempatan mewawancarai Duta Besar (Dubes) Rusia untuk Indonesia Alexander A Ivanov pada pertengahan Januari lalu,dia mengisahkan sebuah cerita yang sangat menarik.
Dia menyebut kisah ini sebagai ”Pohon Kelapa Rusia di Bumi Indonesia”. Ini bukan kisah dongeng, tetapi cerita nyata. Dikisahkan Ivanov, beberapa waktu lalu datanglah delegasi pengusaha Rusia ke Indonesia. Salah satu wakil pengusaha itu bernama Elizaveta Bushueva. Ivanov menyebut Elizaveta sebagai ”ULAMA”, artinya ”Usianya Lanjut, Masih Aktif”.
Dalam sebuah kesempatan,Elizaveta mengisahkan suatu pengalaman yang menakjubkan. Kisahnya bermula ketika kakak Elizaveta dan suaminya akan pindah dari Moskow ke desa Simangkuk, Sumatera Utara (Sumut). Mereka pindah ke Sumut untuk bekerja di konstruksi unit Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Asahan. Proyel PLTA Asahan merupakan salah satu program bantuan Rusia untuk Indonesia.
Menyadari bahwa dirinya akan berjauhan dengan sang kakak, maka Elizaveta berniat memberikan kenang-kenangan untuk kakak tercinta.Ketika sang kakak berpamitan dengannya, Elizaveta menyerahkan kenang-kenangan yang sudah dia siapkan, yaitu sebatang pohon kelapa yang masih kecil. Pohon kelapa mungil ini didatangkan dari kota Adler yang terletak di pantai Laut Hitam.
Elizaveta berpesan kepada kakaknya supaya menanam pohon kelapa pemberiannya di kawasan Simangkuk. Sesampainya di Simangkuk, sang kakak segera memenuhi permintaan Elizaveta. Dia menanam pohon kelapa mungil di area penginapan tenaga insinyur dan konstruksi dari Rusia. Kakak Elizaveta tidak pernah menyangka, pohon kelapa yang dia tanam ternyata beradaptasi sangat cepat dengan mineral tanah dan iklim Indonesia.
Pohon kelapa tumbuh subur, karena dipelihara oleh tangan-tangan yang baik. Hingga kini, pohon kelapa asal Adler itu masih berdiri kokoh di atas tanah Indonesia.Pohon kelapa pemberian Elizaveta menjulang bersama dengan pohon-pohon kelapa asli Indonesia yang tumbuh di sekitarnya. ”Rasanya kini sulit menentukan yang mana pohon kelapa pemberian Elizaveta,” ujar Ivanov.
Barangkali itu pula yang sempat terpikir oleh Elizaveta. Bagaimana pun, dia tentu ingin melihat bagaimana rupa pohon kelapa yang dulu pernah diberikan kepada sang kakak. Namun, postur ratusan pohon kelapa yang tumbuh di Simangkuk tampak serupa. Pasti sulit bagi Elizaveta untuk menemukan pohonnya kembali.
Namun, kenyataan ini tidak menyurutkan langkah Elizaveta untuk melanjutkan apa yang pernah diusahakan oleh kakaknya. Dia berkunjung ke Indonesia dan mengerahkan kemampuan terbaik untuk mengulurkan bantuan bagi generasi muda Indonesia. Bagi Ivanov, kisah tentang pohon kelapa Rusia di Indonesia merupakan simbol.
Pohon kelapa yang didatangkan dari negeri yang jauh ternyata bisa tumbuh subur di atas tanah Indonesia. ”Inilah simbol kerja sama Rusia-Indonesia yang kian kokoh.Pohon kelapa ini merupakan simbol persahabatan yang kuat di antara kedua bangsa yang jaya,” paparnya.
No comments:
Post a Comment