Demonstrasi 28 Januari yang menyikapi 100 hari kerja pemerintah, rupanya membuat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono capai hati. Presiden pun mempertanyakan aksi yang juga menyertakan kerbau itu.
Presiden menyampaikan ungkapan hatinya itu di sela-sela pengantar pembuka Rapat Kerja yang dihadiri oleh Wakil Presiden Boediono, seluruh menteri Kabinet Indonesia Bersatu, dan Gubernur se-Indonesia, di Istana Cipanas, Selasa (2/2/2010).
Aksi dari berbagai elemen tersebut, dikatakannya, tidak sesuai dengan negara yang menganut dasar negara Pancasila, dan memiliki budaya, dan nilai peradaban yang baik.
"Mari kita bicarakan yang baik, tanpa menganggu demokrasi itu sendiri, kebebasan ekspresi. Tetapi pranata sosial, pranata hukum, kepantasan, perlu dijaga," ujarnya.
Lebih lanjut Presiden memahami aksi tersebut ingin memberi masukan bagi pemerintah. Namun masukan yang dilakukan oleh para peserta aksi unjuk rasa 28 Januari itu dianggapnya menggelitik.
"Apa yang cocok dengan aksi berloudspekaer yang besar, teriak-teriak SBY maling, Boediono maling, menteri maling. Ada yang bawa kerbau, SBY badannya besar, malas, dan bodoh. Apa unjuk rasa seperti itu ekspresi kebebasan, lantas foto diinjak-injak dan dibakar? Silakan dibahas dengan pikiran yang jernih," ucapnya.
Demokrasi menurutnya, bagian dari reformasi, dan cita-cita bangsa. Tetapi apakah demo 28 Januari itu merupakan demokrasi yang bermartabat, dan mendorong kebersamaan
Presiden menyampaikan ungkapan hatinya itu di sela-sela pengantar pembuka Rapat Kerja yang dihadiri oleh Wakil Presiden Boediono, seluruh menteri Kabinet Indonesia Bersatu, dan Gubernur se-Indonesia, di Istana Cipanas, Selasa (2/2/2010).
Aksi dari berbagai elemen tersebut, dikatakannya, tidak sesuai dengan negara yang menganut dasar negara Pancasila, dan memiliki budaya, dan nilai peradaban yang baik.
"Mari kita bicarakan yang baik, tanpa menganggu demokrasi itu sendiri, kebebasan ekspresi. Tetapi pranata sosial, pranata hukum, kepantasan, perlu dijaga," ujarnya.
Lebih lanjut Presiden memahami aksi tersebut ingin memberi masukan bagi pemerintah. Namun masukan yang dilakukan oleh para peserta aksi unjuk rasa 28 Januari itu dianggapnya menggelitik.
"Apa yang cocok dengan aksi berloudspekaer yang besar, teriak-teriak SBY maling, Boediono maling, menteri maling. Ada yang bawa kerbau, SBY badannya besar, malas, dan bodoh. Apa unjuk rasa seperti itu ekspresi kebebasan, lantas foto diinjak-injak dan dibakar? Silakan dibahas dengan pikiran yang jernih," ucapnya.
Demokrasi menurutnya, bagian dari reformasi, dan cita-cita bangsa. Tetapi apakah demo 28 Januari itu merupakan demokrasi yang bermartabat, dan mendorong kebersamaan
No comments:
Post a Comment