Showing posts with label Dunia Dinosaurus. Show all posts
Showing posts with label Dunia Dinosaurus. Show all posts

Wednesday, April 21, 2010

Ditemukan Dinosaurus Seukuran Anjing

Dinosaurus berukuran mirip anjing mungkin menjelajahi apa yang sekarang disebut Big Bend di Texas sekitar 70 juta hingga 80 juta tahun lalu, berdasarkan penelusuran hewan paleo lain dengan benjolan tulang di atas kepalanya.

Binatang kuno yang sekarang disebut Texacephale Langstoni itu menampilkan genus baru dari pachycephalosaur, bagian dari bipedal, dinosaurus bertulang tebal.

Paleontologis menemukan dua spesimen dari tulang atas, di sebuah tempat peristirahatan dinosaurus bertanduk.

Spesies baru ini adalah salah satu dari beberapa dengan benjolan atas di tengkorak, di mana para peneliti mengira ini digunakan untuk bertubrukan kepala, seperti yang dilakukan lembu dan kerbau modern.

Darren Tanke dari Royal Tyrrell Museum di Kanada melihat kepala dinosaurus itu pada Januari 2008.

“Ketika saya sedang berjalan-jalan di sekitar tempat dinosaurus bertanduk, saya kebetulan melihat ke bawah dan ada batu karang yang berbentuk aneh di tanah," kata Tanke.

"Saya secara naluriah mengambilnya dan saat membaliknya saya bisa melihat kesan jenis otak di bagian bawah."

Penemuan ini akan membantu peneliti memberi gambaran lebih lengkap tentang spesies yang hidup di wilayah Big Bend, ujar Nicholas Longrich dari Yale University dan penulis utama dari makalah yang menggambarkan dinosaurus ini dan dipublikasikan di edisi April jurnal Cretaceous Research.

Dinosaurus ini semakin membulatkan ide mengenai etnisitas dinosaurus. Penemuan spesies baru itu memberikan bobot lebih tentang ide itu yang telah mendapatkan popularitas dalam beberapa tahun terakhir. Dinosaurus yang ditemukan di Kanada dan Amerika utara memiliki perbedaan dengan di wilayah selatan.

“Kami melihat adanya kemungkinan dinosaurus yang berbeda dan mungkin cukup terpencil dari satu sama lain,” ujar Longrich.

“Setiap waktu kami mendapatkan fosil yang bagus di Texas, dan mereka terlihat sangat berbeda dari dinosaurus di wilayah utara.”

Sumber : Inilah.com

Saturday, April 3, 2010

Ditemukan Dinosaurus Terkecil dan Tergesit

Dinosaurus tergesit ditemukan dan digali di China. Dinosaurus mini disebut sebagai ‘pelari cepat’ oleh ilmuwan yang menemukannya itu, merupakan salah satu yang terkecil.

Theropod berkaki datar sepanjang setengah meter tersebut dinamakan Xixianykus zhangi terlihat seringkali menggunakan cakar besar untuk menggali rayap dan semut.

Hewan tersebut menggunakan kecepatannya untuk secara efisien berpindah dari satu gundukan semut ke lainnya dan menghindari perhatian predator yang lebih besar. Detil penemuan tersebut dipublikasikan di jurnal Zootaxa.

“Proporsi anggota tubuh Xixianykus berada di antara yang paling ekstrim dan tercatat dalam keluarga dinosaurus theropod,” ujar Dr Corwin Sullivan, Ahli Palentologi Kanada yang berbasis di Akademi Sains China di Beijing dan salah satu peneliti studi.

Sebagai contoh, theropod kecil itu memiliki kaki bagian atas atau femur lebih pendek jika dibandingkan dengan kaki dan paha yang ukurannya lebih panjang. Pola yang sama terlihat pada hewan yang berlari di masa kini.

“Hal tersebut tidak menyediakan basis untuk menghitung kecepatan maksimalnya, tetapi lebih menunjukkan bahwa Xixianykus merupakan pelari yang sangat efisien,” ujar Dr Sullivan.

Sebuah tim peneliti internasional menemukan fosil dinosaurus tersebut di formasi Majiacun Cretaceous atas di wilayah Xixia provinsi Henan China.

Hewan tersebut merupakan dinosaurus pertama dalam tipenya, dikenal sebagai alvarezsaurid theropod, ditemukan di China dengan hanya fragmen kecil keluarganya sebelumnya ditemukan di pedalaman Mongolia Asia.

Beberapa adaptasi membantu untuk menstabilkan seluruh tubuh ketika berlari, juga mampu mempercepat ketika melakukan aktivitas menggali.

“Mungkin terdengar aneh, tetapi menggali dan berlari sebenarnya bekerja dengan baik secara bersamaan,” ujar peneliti pendamping Dr David Hone dari Akademi Sains China.

“Beberapa hewan pemakan rayap berjalan jauh dengan jarak antar koloni untuk makanan mereka, jadi pelari yang efisien layaknya Xixianykus akan bisa mengikuti pola tersebut”.

Sementara dinosaurus kecil lainnya lebih mudah diserang predator dan kemampuan untuk membuat kecepatan melarikan diri jika bahaya mengancam akan sangat berharga bagi hewan semacam itu,” tambahnya.

Sumber : Inilah.com

Saturday, March 20, 2010

Binatang Mirip Reptil Pemakan Dinosaurus

Peneliti menemukan hewan mirip reptil dengan panjang dua kali mobil SUV, pemakan kura-kura serta dinosaurus. Hal itu terlihat dari bekas gigitan serta kotoran yang ada.

Reptil raksasa yang disebut Deinosuchus ini memiliki tinggi 29 kaki (sekitar 9 meter) dan kemungkinan pernah mendiami pantai sekitar Georgia, Amerika Serikat sekitar 79 juta tahun yang lalu.

Meskipun hewan ini tidak benar-benar mirip dengan reptil, mereka berada di antara kelompok buaya dengan aligator (meskipun mirip, kedua binatang ini merupakan spesies yang berbeda).

Di lain pihak, penemuan ini menunjukkan bahwa mengukur dinosaurus adalah hal sulit.

“Kami yakin Deinosuchus makan banyak kura-kura laut, tetapi jelas bahwa mereka juga mengkonsumsi dinosaurus,” ujar David Schwimmer, ahli paleontologi yang baru saja menyelesaikan 2 penelitiannya mengenai reptil raksasa.

Satu diantaranya bersama dengan muridnya, Samantha Harrell.

Tim ini menganalisis berbagai spesies dari dinosaurus dan kura-kura laut, bersama dengan gigi reptil tersebut yang kebanyakan patah di ujung.

Schwimmer menyebutkan bahwa patahan ini mungkin disebabkan makanan yang keras, seperti materi tulang.

“Mereka memiliki gigi tebal yang tumpul, berkembang seperti topi kecil, terutama gigi bagian belakang,” ujar Schiwimmer.

Beberapa tulang dari dinosaurus menunjukkan bekas gigitan, termasuk tubuh bagian belakang dari dinosaurus yang ditemukan di sebelah selatan Amerika Serikat dan tulang kaki dari dinosaurus karnivora yang tersimpan di museum New Jersey.

“Tulang kaki mereka seperti habis dikunyah, dan bukan tampak seperti kunyahan biasa, melainkan seperti anjing yang baru saja menggigitnya,” kata Schwimmer. “Ini kemungkinan hasil dari gigitan reptil tersebut.”

Bekas gigitan yang sama juga ditemukan di kulit kura-kura.

Fosil kotoran dikumpulkan di sepanjang tepi Hannahatchee Creek di Stewart Country anak sungai utama Sungai Chattahoochee, di Georgia. Analisis kotoran ini memberikan kesimpulan yang mendukung mengenai pemangsa predator ini.

dikupas dari :inilah.com

Tuesday, March 9, 2010

Penyebab Punahnya Dinosaurus

Panel 41 ilmuwan mengkaji riset 20 tahun guna mengkonfirmasi penyebab punahnya dinosaurus akibat lingkungan neraka 65 juta tahun lalu dan menghapus separuh spesies.

Pendapat ilmuwan terpecah mengenai apakah kepunahan dinosaurus disebabkan oleh asteroid atau oleh kegiatan gunung berapi di Deccan Traps, yang sekarang adalah India, tempat serangkaian letusan gunung berapi yang berlangsung selama 1,5 juta tahun.

Studi baru itu oleh ilmuwan dari Eropa, Amerika Serikat, Meksiko, Kanada dan Jepang dan disiarkan di jurnal Science mendapati bahwa asteroid dengan lebar 15 kilometer menghantam bumi di Chixulub --kini Meksiko-- adalah penyebab punahnya KT.

"Kami sekarang memiliki bukti besar bahwa satu asteroid adalah penyebab kepunahan KT. Ini memicu kebakaran sangat besar, gempa bumi dengan ukuran lebih dari 10 pada skala Richter, dan tanah longsor seluas benua, yang menciptakan tsunami," kata Joanna Morgan dari Imperial College London, penulis bersama kajian tersebut.

Asteroid itu diduga telah menghantam bumi dengan kekuatan satu miliar kali lebih kuat dibandingkan dengan bom atom di Hiroshima.

Morgan mengatakan "paku terakhir di peti mati bagi dinosaurus" hadir ketika bahan ledakan beterbangan di atmosfir, menyelimuti planet ini dalam kegelapan, sehingga memicu musim dingin global dan "membunuh banyak spesies yang tak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan itu".

Para ilmuwan yang mengerjakan studi tersebut menganalisis pekerjaan ahli palaeontologi, geokemistri, contoh iklim, geofisika dan sedimentologi yang telah mengumpulkan bukti mengenai kepunahan KT selama 20 tahun belakangan.

Catatan geologi memperlihatkan peristiwa itu yang memicu kepunahan dinosaurus dengan cepat merusak ekosistem darat dan laut, kata mereka, dan hantaman asteroid tersebut "adalah satu-satunya penjelasan yang dapat diterima untuk ini".

Peter Schulte dari University of Erlangen di Jerman, penulis utama mengenai studi itu, mengatakan catatan fosil dengan jelas memperlihatkan kepunahan massal sekitar 65,5 juta tahun lalu --masa yang sekarang dikenal sebagai perbatasan K-Pg.

Teori gunung api Deccan juga terlempar ke dalam keraguan oleh model mengenai kimiawi atmosfir, kata tim tersebut, yang memperlihatkan dampak asteroid diduga telah mengeluarkan jauh lebih banyak sulfur, debu dan jelaga dalam waktu lebih singkat dibandingkan dengan ledakan gunung berapi, dan mengakibatkan kegelapan dan udara dingin yang sangat ekstrem.

Gareth Collins, penulis lain dari Imperial College, mengatakan dampak asteroid bukan hanya menciptakan "hari yang bagaikan neraka" yang menandai akhir dari 160 juta tahun kejayaan dinosaurus, tapi juga menjadi hari yang sangat besar bagi hewan mamalia.

"Kepunahan KT adalah masa penting dalam sejarah bumi, yang akhirnya melicinkan jalan bagi manusia untuk menjadi spesies dominan di bumi," ia menulis di dalam komentar mengenai studi itu, sebagaimana dikutip oleh wartawan Reuters, Kate Kelland.

dikupas dari :inilah.com

Ditemukan Makhluk Lebih Tua dari Dinosaurus

Ilmuwan menemukan makhluk mirip dinosaurus 10 juta tahun lebih tua dari dinosaurus yang dikenal sebelumnya. Herbivora terbaru itu bernama Asilisaurus kongwe.

Hewan itu hidup di tengah periode Triassic yakni sekitar 245 juta tahun lalu.

Ilmuwan mengatakan usia yang diketahui memberi petunjuk bahwa dinosaurus itu ada di bumi pada masa yang lebih awal daripada yang pernah dipikirkan.

Mereka menjelaskan temuan tersebut dalam jurnal Nature. Studi tersebut ditemukan oleh Dr Sterling Nesbitt dari Universitas Texas di Austin di Amerika Serikat.

Sterling mengatakan, “bukti baru ini memberikan hasil, kemungkinan bahwa dinosaurus merupakan salah satu dari beberapa grup hewan yang berdiversifikasi pada periode Triassic termasuk Silesaurus, Pterosaurus dan beberapa grup keluarga buaya.”

Dr Randall Irmis dari Museum Sejarah Alam Utah di Amerika Serikat yang juga terlibat dalam studi, itu mengatakan bahwa grup makhluk tersebut, yakni Silesaurus adalah keluarga terdekat dari dinosaurus.

“Silesaurus adalah dinosaurus layaknya monyet dan dekat dengan manusia, semacam sepupunya. Karena makhluk hidup memiliki satu pohon keluarga maka cabang lainnya harus ada dalam waktu yang sama, jadi hasil penelitian tersebut adalah jenis dinosaurus lainnya yang belum pernah ditemukan,” ujar Irmis.

Dia juga mengatakan bahwa makhluk tersebut tidak seperti apa yang diharapkan oleh peneliti dalam sepupu dinosaurus masa awal yang seharusnya terlihat.

“Makhluk sangat kecil yang sangat aneh,” tegas Irmis. “Kami selalu berpikir bahwa keluarga di awal yang kecil, bipedal dan karnivora. Mereka berjalan dengan empat kaki dan memiliki moncong serta gigi layaknya hewan herbivora.”

Dr Paul Barret, seorang paleontologis dari Museum Sejarah Alam di London mengatakan bahwa temuan tersebut menyediakan pada para ilmuwan informasi yang penting tentang bagaimana dinosaurus berevolusi.

“Makhluk tersebut berbagi banyak fitur tubuh dengan dinosaurus,” ujar Barret.

“Mereka menunjukkan kepada manusia fase pertengahan antara reptil primitif dengan dinosaurus yang lebih terspesialisasi.”

Catatan fosil mengindikasikan bahwa grup makhluk primitif tersebut punah mendekati 45 juta tahun setelah kemunculan mereka. Sementara dinosaurus dilain pihak, lebih sukses berada di Bumi dengan usia sekitar 165 juta tahun.

dikupas dari :inilah.com

Monday, February 8, 2010

Hah! 3.000 Jejak Kaki Tyrannosaurus, Coelurosaurus dan Hadrosaurus Ditemukan di China

BEIJING - Arkeolog China pekan ini mendapatkan temuan terbaru berupa jejak kaki dinosaurus yang ditemukan di sebelah timur provinsi Shandong.

Tidak sia-sia tim arkeolog melakukan penggalian selama tiga bulan di wilayah tersebut. Hasilnya, lebih dari 3.000 jejak kaki dinosaurus ditemukan di lereng seluas 2.600 meter persegi, tepatnya di Huanghua, kota Zhucheng.

Salah satu arkeolog Wang Haijun dari Chinese Academy of Sciences menyebutkan, jejak kaki tersebut diperkirakan berusia lebih dari 100 juta tahun lalu, yang lebih dikenal dengan period Cretaceous.

"Jejak kaki tersebut rata-rata berukuran panjang 10 hingga 80 cm. Kami menduga ada lebih dari enam jenis dinosaurus yang memiliki jejak kaki ini, termasuk diantaranya Tyrannosaurus, Coelurosaurus dan Hadrosaurus," kata Haijun seperti dikutip dari Xinhua, Minggu (7/2/2010).

Jejak kaki yang ditinggalkan menunjuk ke arah yang sama. Artinya, pada saat itu rombongan dinosaurus tengah berbondong-bondong menuju suatu tempat. Wang berspekulasi, hal ini kemungkinan besar sebagai dampak migrasi dinosaurus. Pada masa itu timbul kepanikan di kalangan dinosaurus pemakan tumbuhan atas invasi dinosaurus pemakan daging.

Saturday, February 6, 2010

Spesies Baru: Dinosaurus Berwarna Cerah dan Ekornya Belang

Penemuan fosil dinosaurus sejak lama menyedot perhatian para ilmuwan dan menjadi obyek laboratorium hingga studio film. Sosok dinosaurus pun sering digambarkan segarang mungkin dengan warna-warna gelap. Padahal, warna tubuh dinosaurus sebenarnya mungkin tidak demikian.

Namun, jurnal Nature terbitan terbaru untuk pertama kalinya memublikasikan hasil penelitian yang berhasil mengungkap warna sebenarnya satu spesies dinosaurus. Hasilnya, dinosaurus itu bukan berwarna gelap, melainkan cerah antara coklat kemerahan dan kuning emas. Bahkan, artistik dengan warna ekornya yang belang-belang hitam.

Itulah warna sebenarnya Sinosauropteryx, jenis dinosaurus pemakan daging yang ukuran tubuhnya sebesar kalkun. Fosilnya ditemukan pada tahun 1996 di formasi Yixian, China, dari lapisan sedimen yang berusia 130-123 juta tahun. Penemuannya menarik perhatian karena di fosilnya terlihat bagian yang mirip bulu burung. Bentuk belang-belang juga sudah terlihat kasatmata di ekornya.

Hal tersebut sempat memicu perdebatan karena ada ilmuwan yang menduga bagian mirip bulu sebenarnya bekas kolagen dari ekornya. Namun, penelitian baru menunjukkan bahwa di sepanjang ekornya ditemukan melanosome, struktur subseluler yang membawa pigmen.

Melanosome selama ini hanya ditemukan di bulu burung dan tidak di bagian kolagen. Bulu burung mengandung eumelanin yang menghasilkan pigmen warna hitam dan abu-abu serta phaomelanin yang menghasilkan warna coklat kemerahan hingga kuning. Keduanya ternyata juga ditemukan di fosil Sinosauropteryx.

"Kedua tipe melanosome yang ditemukan dalam penelitian terakhir menunjukkan bukti empiris pertama untuk merekonstruksi warna dan pola warna dinosaurus dan fosil burung di China," tulis Fucheng Zhang dan koleganya dari Institut Paleontologi Vertebrata dalam jurnal ilmiahnya.

Temuan itu sekaligus menguatkan pendapat bahwa struktur mirip rambut tersebut mungkin protofeather (bulu purba). Selain itu, hasil penelitian ini juga mendukung pendapat bahwa Sinosauropteryx mungkin satu jalur keturunan dengan burung saat ini.

Sunday, December 27, 2009

ZAMAN DINOSURUS DAN MISTERI KEPUNAHAN DINOSAURUS


Reptil tumbuh dan berkembang sangat pesat pada zaman prasejarah. Khususnya pada zaman Triasik, 215 juta tahun yang lalu. Perkembangan ini dimulai ketika seekor reptil yang disebut "Thecodont".Tidak seperti reptil lainnya, termasuk reptil modern, reptil ini berkembang sangat pesat sehingga ia dapat berdiri tegak dengan keempat kakinya. Reptil inilah yang nantinya akan menjadi reptil pertama yang dapat berdiri tegak, "Dinosaurus".

Dinosaurus berarti "kadal yang mengerikan". Kelompok ini mendapat nama demikian karena bagian kerangka fosil spesies dinosaurus pertama yang ditemukan berukuran raksasa. Bukan hanya itu, bagian kerangka fosil spesies dinosaurus yang pertamakali ditemukan ini juga memiliki gigi-gigi yang berbentuk seperti gergaji. hal ini menunjukkan bahwa spesies dinosaurus ini merupakan seekor dinosaurus karnivora. Kemudian, spesies ini diberi nama "Megalosaurus".

Tak lama setelah fosil pertama ini ditemukan, banyak fosil-fosil dinosaurus lainnya yang ditemukan. Salah satunya adalah fosil ibu jari "Iguanodon". Dinosaurus ini dinamai demikian dikarenakan sebagian struktur tubuhnya mirip dengan struktur tubuh Iguana. Akan tetapi, dengan ukuran yang lebih besar. Pada mulanya, fosil ibu jari "Iguanodon" ini diperkirakan merupakan tanduk dari iguanodon karena ibu jari ini sangat keras dan tajam. Tetapi penyelidikan telah menunjukkan bahwa fosil ini merupakan ibu jari "Iguanodon", bukan tanduk. Mungkin ibu jari ini digunakan untuk mempertahankan diri. Dinosaurus ini merupakan salah satu herbivora dari jenis dinosaurus. Kemudian, seorang peneliti memberi nama kelompok ini "Dinosaurus".

Dinosaurus hidup pada tiga zaman pada zaman prasejarah. Zaman Triasik, Zaman Jurasik, dan Zaman Kretaseus. Dinosaurus dibagi dalam dua kelompok berdasarkan bentuk pelvisnya (Tulang panggul), Tipe Saurichian (tipe tulang panggul kadal) dan Tipe Ornithichian (tipe tulang panggul burung). Tipe Surichian yang berbentuk mirip tulang panggul kadal kebanyakan dimiliki oleh dinosaurus jenis karnivora, sedangkan Tipe Ornithichian yang berbentuk mirip tulang panggul burung kebanyakan dimiliki oleh dinosaurus herbivora.

Selain jenis dinosaurus seperti yang telah disebutkan diatas, ada juga jenis reptil-reptil lain pada zaman itu seperti jenis reptil terbang ("Pterodactylus, Dimorphodon, dan Quetzlcoatlus") dan reptil laut raksasa ("Elasmosaurus, Kronosaurus, dan Ichtyosaurus") serta adanya hewan peralihan diantara reptil dan burung yang diduga merupakan nenek moyang burung "Archaeopteryx".

Dinosaurus menguasai dunia sampai akhir Zaman Kretaseus, sekitar 65 juta tahun yang lalu. Setelah itu kelompok ini mengalami kepunahan. Tak ada seorangpun yang tahu mengapa kelompok ini mengalami kepunahan. Kepunahan dinosaurus merupakan salah satu misteri ilmiah terbesar yang pernah ada. Akan tetapi, banyak teori dan hipotesis bermunculan yang mencoba menjelaskan tentang kepunahan dinosaurus. Teori yang paling terkenal dan paling banyak dianut sekarang adalah "Teori Tabrakan Meteor". Teori ini mengatakan bahwa pada 65 juta tahun yang lalu sebuah meteor raksasa bertabrakan dengan permukaan bumi. Karena besarnya ukuran meteor ini, gesekan dengan atmosfer bumi tidak membuat meteor ini hancur. Kemudian, meteor ini menghantam permukaan bumi dan menerbangkan berbagai material ke angkasa sehingga membentuk awan debu yang sangat tebal yang menutupi atmosfer bumi dalam kurun waktu yang sangat lama dan mengakibatkan gelapnya bumi karena tidak tertembusnya awan debu ini oleh sinar matahari.

Hal ini tentu saja mengakibatkan berhentinya proses fotosintesis pada tanaman pada zaman tersebut sehingga banyak tanaman mati dan mengakibatkan kematian akibat kelaparan pada dinosaurus herbivora. Kematian dinosaurus herbivora ini mengakibatkan juga kematian pada dinosaurus karnivora akibat kekurangan makanan. Kemudian hal ini mengakibatkan kepunahan dinosaurus dan hanya beberapa mamalia kecil yang dimasa yang akan datang yang akan menguasai bumi ini. Akan tetapi, kepunahan dinosaurus masih merupakan misteri.

Hewan Purba Ditemukan Lagi Di Indonesia

gajahpurbaPenemuan tulang gajah purba berusia 200 ribu tahun di Jawa Timur menghebohkan dunia. Penemuan tulang itu menjadi headline di sejumlah media luar negeri.

“Sangat jarang menemukan sebuah fosil seperti ini di daerah tropis seperti Indonesia,tepatnya di Jawa Timur. Ini sepertinya ditutupi oleh endapan gunung berapi yang dilindungi dari suhu tinggi, erosi dan kerusakan,” kata Edi Sunardi, di Universitas Padjadjaran Bandung, Jawa Barat, kepada Associated Press.

Sebuah tim yang terdiri dari tujuh paleontologists dari Museum Geologi di Bandung, Jawa Barat, bekerja selama satu bulan untuk menggali secara lengkap rongkongan makhluk yang tingginya sekitar 13 kaki itu.

“Kami percaya dari bentuk gigi -nya, bahwa itu adalah gajah yang sangat primitif,” paleontologist Fachroel Aziz kepada AP.

Peneliti mengatakan 90% tulang gajah itu berhasil diangkat. Tulang itu saat ini sedang dibersihkan dan akan diteliti lebih dalam. Namun, para ilmuwan mengakui proses menempatkan kerangka seperti keadaan semula menghadapi kendala karena kurangnya pendanaan, baik alat dan keahlian secara keseluruhan.

Fahroel Aziz dari Museum Geologi Bandung mengatakan baru pertama kalinya ditemukan tulang secara lengkap dari kaki hingga kepala. Dari belalai hingga ujung ekor semua lengkap dan utuh.

Spesies dan umur gajah itu akan diteliti berdasarkan contoh tulang. Penelitian awal menunjukkan gajah itu hidup 200 ribu tahun lalu. Ilmuwan yakin gajah itu berukuran lebih besar dari gajah modern yang ada sekarang.

Paleontologists Aziz mengatakan telah menemukan sekitar 2.000 peninggalan kerangka gajah langka di Indonesia selama 150 tahun, namun tidak satupun dari mereka sudah dalam kondisi baru dibandingkan yang baru-baru ini ditemukan.
“Kami ingin pameran ini publik karena ini adalah sebuah penemuan spektakuler,” katanya.