BANDUNG - Meski baru berusia lima tahun, komunitas yang tergabung di laboratorium Wireless Information Network Research Group (WINNER) telah mampu membuktikan kiprahnya dengan memenangkan berbagai kompetisi di tingkat nasional maupun internasional.
WINNER merupakan sebuah laboratorium di Institut Teknologi Bandung (ITB), tempat berkumpulnya para pencipta ide kreatif di bidang aplikasi dan teknologi. Prestasi para mahasiswa ITB ini kemudian menarik minat vendor handset Nokia, melalui Forum Nokia untuk menggandeng mereka.
ITB menjadi yang pertama di Indonesia, bekerjasama dengan Forum Nokia, untuk mengembangkan aplikasi mobile. Head of Forum Nokia Asia Pasifik Kenny Mathers bahkan mengakui keunggulan para pengembang aplikasi dari ITB ini.
"Mengapa kami ingin bekerjasama dengan ITB, kami tahu reputasi mereka yang sangat kredibel di bidang pengembangan teknologi termasuk juga aplikasi mobile. Kami pun ingin membantu agar aplikasi mereka bisa dipasarkan dan digunakan banyak orang," kata Kenny usai peresmian kerjasama Forum Nokia dengan ITB di Green Hill Universal Hotel, Kamis (11/2/2010).
Gayung pun bersambut, antusiasme yang sama diungkapkan oleh Kepala Laboratorium WINNER Yusep Rosmansyah. Dia menyebutkan, kerjasama ini saling menguntungkan kedua belah pihak.
"Di satu sisi Nokia memerlukan developer, di sisi lain kami terbantu dengan fasilitas dari Forum Nokia. Saya dan para mahasiswa sangat bersemangat mengembangkan aplikasi mobile," kata Yusep.
Dia menambahkan, jika selama ini sudah umum orang menggunakan platform Java, dengan kehadiran platform baru bernama Qt, komunitas WINNER merasa semakin tertantang untuk membuat beragam aplikasi.
"Saya berpikir ingin mendorong mahasiswa saya berinovasi, agar nantinya timbul kebanggaan tersendiri bisa membuat aplikasi dengan platform baru dan akan digunakan pada perangkat baru Nokia berbasis Maemo ," terang Yusep.
Melalui kerjasama dengan Forum Nokia, para penggiat aplikasi di WINNER mendapatkan tugas membuat 12 macam aplikasi. Yusep menargetkan, 12 aplikasi ini akan rampung pada Desember 2010.
"Waktu pembuatan sebuah aplikasi berbeda-beda tergantung tingkat kesulitannya. Untuk aplikasi sederhana, satu minggu bisa selesai dengan dana sekira Rp5 juta. Sedangkan untuk aplikasi yang lebih rumit bisa sekira tiga bulan dengan dana Rp500 juta hingga Rp1 miliar," tutupnya.
WINNER merupakan sebuah laboratorium di Institut Teknologi Bandung (ITB), tempat berkumpulnya para pencipta ide kreatif di bidang aplikasi dan teknologi. Prestasi para mahasiswa ITB ini kemudian menarik minat vendor handset Nokia, melalui Forum Nokia untuk menggandeng mereka.
ITB menjadi yang pertama di Indonesia, bekerjasama dengan Forum Nokia, untuk mengembangkan aplikasi mobile. Head of Forum Nokia Asia Pasifik Kenny Mathers bahkan mengakui keunggulan para pengembang aplikasi dari ITB ini.
"Mengapa kami ingin bekerjasama dengan ITB, kami tahu reputasi mereka yang sangat kredibel di bidang pengembangan teknologi termasuk juga aplikasi mobile. Kami pun ingin membantu agar aplikasi mereka bisa dipasarkan dan digunakan banyak orang," kata Kenny usai peresmian kerjasama Forum Nokia dengan ITB di Green Hill Universal Hotel, Kamis (11/2/2010).
Gayung pun bersambut, antusiasme yang sama diungkapkan oleh Kepala Laboratorium WINNER Yusep Rosmansyah. Dia menyebutkan, kerjasama ini saling menguntungkan kedua belah pihak.
"Di satu sisi Nokia memerlukan developer, di sisi lain kami terbantu dengan fasilitas dari Forum Nokia. Saya dan para mahasiswa sangat bersemangat mengembangkan aplikasi mobile," kata Yusep.
Dia menambahkan, jika selama ini sudah umum orang menggunakan platform Java, dengan kehadiran platform baru bernama Qt, komunitas WINNER merasa semakin tertantang untuk membuat beragam aplikasi.
"Saya berpikir ingin mendorong mahasiswa saya berinovasi, agar nantinya timbul kebanggaan tersendiri bisa membuat aplikasi dengan platform baru dan akan digunakan pada perangkat baru Nokia berbasis Maemo ," terang Yusep.
Melalui kerjasama dengan Forum Nokia, para penggiat aplikasi di WINNER mendapatkan tugas membuat 12 macam aplikasi. Yusep menargetkan, 12 aplikasi ini akan rampung pada Desember 2010.
"Waktu pembuatan sebuah aplikasi berbeda-beda tergantung tingkat kesulitannya. Untuk aplikasi sederhana, satu minggu bisa selesai dengan dana sekira Rp5 juta. Sedangkan untuk aplikasi yang lebih rumit bisa sekira tiga bulan dengan dana Rp500 juta hingga Rp1 miliar," tutupnya.
No comments:
Post a Comment