Friday, February 5, 2010

Cegah Kehilangan Anak, Ayah Rantai Putranya

Perilaku memalukan sang ayah yang satu ini tidak patut dicontoh. Pasalnya, demi menjaga anaknya agar tidak hilang, orang tua yang memiliki penghasilan minim justru tega mengekang anaknya dengan rantai di muka umum.

Chen Chuanliu, seorang penarik becak bermotor di Beijing, China, menjaga anak agar tidak hilang dengan merantainya. Menurut Chen, perilaku anehnya ini dilakukan akibat trauma kehilangan putrinya yang berusia empat tahun, pada bulan lalu. Dia tidak ingin kejadian tersebut menimpa putranya yang berusia dua tahun.

Sejak Jumat 29 Januari pekan lalu, pria berusia 42 tahun tersebut selalu mengikat anaknya dengan rantai setiap kali ia bekerja. Chen merantai anaknya dengan sebuah tiang di pinggir jalan kota Beijing. Demikian diberitakan Xin Hua, Jumat (5/2/2010).

Chen mengaku, dirinya terpaksa melakukan hal tersebut, karena tidak orang lain yang bisa menjaga anaknya. Sementara istrinya sendiri sudah tidak bisa diharapkan karena kondisi gangguan mental yang dideritanya. Pemerintah kota Beijing sendiri tidak bisa memasukan anak Chen ke panti asuhan milik pemerintah, karena statusnya bukan warga Beijing.

Sosok Chen merupakan potret warga miskin Beijing, yang hanya mampu menghasilkan uang sebesar 50 yuan atau sekira Rp68 ribu (Rp1,369 per yuan) per harinya. Itupun didapat dengan menarik becak bermotor tanpa memiliki izin.

Namun menurut tetangganya, Chen merupakan sosok ayah yang bertanggung jawab yang ingin merawat anaknya dengan baik. Namun menurut Pemerintah Kota Beijing, Chen dianggap tidak memiliki penghasilan yang layak untuk menghidupi keluarganya. Untuk itu pemerintah setempat memintanya untuk kembali ke kampung halamannya di Sichuan. Tetapi usulan ditolak, dengan alasan tidak bisa menghasilkan uang di kampungnya.

Kini keluarga malang tersebut hanya bisa bergantung pada tetangganya yang bersedia untuk menolongnya. Sementara aksinya yang merantai putranya tersebut, sudah tidak dilakukan lagi sejak mendapatkan protes dari Pemerintah Kota Beijing.

No comments:

Post a Comment