Wednesday, February 3, 2010

Satu Desa 58 Kembar

Di sebelah barat Ukraina, negeri yang memiliki banyak legenda cerita-cerita rakyat, sebuah desa hidup dengan kisahnya sendiri dalam realita kehidupan. Tidak sekadar memiliki, yang terpenting agaknya, adalah mereka bangga dengan keunikannya itu.

Keunikan Velikaya Kopanya, nama desa tersebut, terutama sekali terasa di sekolah setempat. Sekolah yang mungkin tak ada tandingannya di dunia ini, memiliki tak kurang dari 12 pasang murid kembar, yang tak lain adalah juga putra-putri warga setempat. Ya, Velikaya Kopanya memang adalah desa dengan keunikan pasangan kembar berjumlah banyak.

Sebagaimana ditulis BBC, Kamis (7/1) siang WIB, salah satu kegiatan yang berhubungan dengan keunikan itu misalnya, baru saja digelar oleh sekolah tersebut, yaitu dengan mengumpulkan para murid kembar di sebuah museum lokal. Dari situ terlihat jelas, bahwa di samping keberadaan barang-barang kerajinan setempat dan sejarahnya yang menarik, daerah itu memang bangga dengan tradisi memiliki anak kembar yang ada pada warganya.

Saking istimewanya keberadaan mereka, bahkan murid-murid biasa pun kadang harus merasa iri dengan anak-anak kembar tersebut, lantaran besarnya perhatian yang diberikan (terhadap para murid kembar). Namun itulah kenyataannya. Velikaya Kopanya sendiri, sebuah desa yang tak jauh dari perbatasan dengan Hungaria, Slovakia dan Rumania, serta hanya berpenduduk 4.000 orang, memang memiliki banyak pasangan kembar.

Tak kurang dari 58 pasang kembar sekarang hidup di desa yang berjarak 700 km dari ibukota Kiev itu. Namun, lantaran sebagian besar dari pasangan kembar itu adalah orang dewasa yang hidup dan bekerja lazimnya warga desa lain, maka perhatian terhadap keberadaan mereka memang lebih tertuju pada kalangan anak-anaknya.

Itulah juga kiranya, yang kadang justru menghadirkan perasaan kurang enak pada sebagian anak kembar tersebut. Sebutlah misalnya Misha dan Vanya Fogorosh, dua bocah laki-laki kembar identik yang berusia 10 tahun. Berambut pirang dan memiliki senyum menarik, mereka senantiasa berpakaian sama, hingga menurut mereka sang ayah pun bahkan terkadang sulit membedakan keduanya.

"Beberapa kali di sekolah, saat Vanya tak mengerjakan PR-nya, aku 'menyamar' sebagai dirinya dan mendapatkan nilai bagus untuknya," ungkap Misha.

"Kami kadang juga berkelahi. Dan belakangan kami mungkin kelihatan sedikit berbeda, karena Vanya ada goresan di bibirnya," tambah bocah itu dengan nada iseng. "(Tapi) aku kurang suka juga (sebenarnya), karena kami begitu serupa dan berpakaian sama setiap waktu," ujarnya pula.











--Yang paling tua--











--Air Bertuah--

Di sebuah rumah reot tak jauh dari sekolah Misha dan Vanya, tinggal Maria Chorba (75). Dia merupakan sulung dari dua bersaudara. Adik kembarnya, Anna, telah meninggal dunia tiga tahun lalu. Dia telah secara resmi dinobatkan sebagai pasangan kembar tertua di desa itu.

Chorba mengatakan, saat ini dia memiliki tiga pasang cucu kembar. Menurutnya banyaknya anak kembar di desa itu bukanlah fenomena baru.
”Saat saya masih kecil saya memiliki banyak teman yang juga merupakan anak kembar. Jadi kami bukan kembar pertama di desa ini,” kenang Chorba.

”Tak ada yang bisa membedakan kami. Ketika dewasa Anna memilih tinggal di tempat yang jauh dari desa kami dan kami hanya bertemu setahun sekali. Namun jika dia sakit saya akan langsung tahu. Suatu hari saya merasa bahwa sesuatu yang buruk telah terjadi padanya, dan ternyata itu adalah saat dia akan meninggal dunia.”

Chorba tidak tahu mengapa Desa Velikaya Kopanya memiliki banyak anak kembar. Namun ”adanya sesuatu dalam air di desa itu” diduga menjadi biang keladinya. Masyarakat setempat meyakini, air di desa itu memiliki tuah mampu membuat wanita yang telah lama mendambakan anak menjadi hamil.

Mereka mengisahkan, ada seorang wanita dari kota yang telah lama ingin memiliki anak. Setiap hari, wanita itu menempuh perjalanan sejauh 150 kilometer agar dapat meminum air asal desa itu. Dan hanya dalam beberapa bulan wanita itu pun hamil anak kembar.

Dipercaya atau tidak, tapi itulah kisah yang diyakini masyarakat setempat.
Para ilmuwan Ukraina pernah meneliti hal itu. Hasilnya, mereka tidak menemukan keajaiban apa pun dalam air tersebut, kecuali air di desa itu memang sangat bersih. Karena itulah banyak orang dari desa tetangga yang datang untuk mengambil air tersebut

No comments:

Post a Comment