Tuesday, February 9, 2010

Inilah Julia Lira, Bocah 7 Tahun Yang Jadi Ratu Karnival Yang Kontroversi

RIO DE JANEIRO – Julia Lira, bocah berumur 7 tahun didaulat menjadi penari di sebuah karnaval di Brasil. Menggunakan pakaian minim, gadis kecil yang dianggap Shirlery Temple dari Negeri Samba tersebut menjadi ratu di kelompok tari Viradouro. Namun penunjukan Julia sebagai ratu kelompok membuat semua orang terheran-heran.

Sebuah badan negara yang melindungi hak anak mengatakan bahwa ia masih terlalu muda untuk ikut berpartisipasi dalam acara tradisional yang menggunakan pakaian seksi.

Tetapi ayah dari gadis tersebut yang juga pemimpin dari kelompok Viradouro, mengatakan bahwa Julia secara natural dapat menari samba selama 80 menit dalam parade yang digelar pada saat musim panas itu. Ia bahkan menuduh seorang hakim yang dianggap menghalangi Julia berpatisipasi dalam karnaval.

"Jika ada seseorang yang melihat anak berusia 7 tahun dan merasakan kenikmatan saat melihatnya maka dia harus segera pergi ke dokter," ujar Marco Lira seperti dikutip Associated Press, Sabtu (6/2/2010). "Dia memiliki bakat untuk menjadi ratu dalam parade tersebut. Dia memiliki keseriusan ketika ia berada di atas panggung," lanjutnya.

Brazil memiliki daftar permasalahan yang panjang mengenai kasus eksploitasi anak, khususnya di wilayah yang tidak memiliki hukum seperti Amazon. Sementara menurut sebuah LSM yang mengurusi permasalahan anak, kondisi ini tidak dapat dibenarkan.

"Membiarkan Julia menjadi ratu dalam kelompok tersebut dapat meningkatkan terjadinya perlakuan anak untuk menjadi obyek seksual di kalangan dewasa Brazil,"ujar Direktur Lembaga Perlindungan Anak dan Remaja di Rio de Janeiro, Carlos Nicodemos.

"Kami tidak melarang anak-anak ikut dalam karnaval, karena itu adalah bagian dari tradisi orang Brazil," ucap Nicodemos. "Yang tidak kami biarkan adalah, membiarkan gadis berumur 7 mengikuti karnival yang selama ini selalu terfokus pada seksual."

Nasib Julia kini berada pada persidangan keluarga di Rio. Hakim yang saat ini sedang memeriksa kasus tersebut, Ivone Ferreira Caetano menolak untuk berkomentar tentang kasus yang mengundang perhatian banyak pihak ini.

No comments:

Post a Comment