Monday, February 8, 2010

Satu Lagi Bukti Kehebatan Indonesia, Ban Buatan RI Kuasai 85% Pasar Bangladesh

JAKARTA - Bangladesh menjadi negara potensial dalam bidang ekspor yang selama ini dipandang sebelah mata oleh stakeholder, baik itu yang tinggi maupun rendah.

Hal tersebut diungkapkan Duta Besar RI untuk Bangladesh HE Zet Mirzal Zainuddin kepada wartawan, di pers room Departemen Luar Negeri, Jakarta, Senin (8/2/2010).

Menurutnya, barang-barang yang diekspor ke Bangladesh dari Indonesia antara lain, kertas, tisu, CPO, mobil avanza, mobil APV, gerbong kereta api, hingga peralatan-peralatan elektronik lainnya.

"Ada permintaan sepeda motor dan ini sedang kita garap. Ban (merek gajah tunggal) saja menguasai hampir 85 persen pasar Bangladesh. Ada peluang untuk dry food (merek Indofood), ada keinginan mereka impor besar-besaran ke Bangladesh. Ini pasar yang sangat potensial," paparnya.

Dijelaskannya, selama ini negara Bangladesh hanya dilihat orang sebagai negara yang banjir, miskin, namun tidak melihat potensi impor dan ekspor. Kadin sendiri sudah memperkirakan Indonesia memasuki era USD1 miliar tahun ini.
"Batavia Air akan masuk direct flight Jakarta-Dakkar. Kita sudah dapat surat dari Batavia Air sudah memutuskan dan pemerintah juga sudah menunjuk Batavia air sebagai perusahaan penerbang untuk direct flight," katanya.

Adapun di Bangladesh ada 50 kedubes dari negara asing, di mana Korea punya free trade zone di Bangladesh, serta hampir semua negara punya sekolah internasional. Menurutnya, Bangladesh jauh lebih berpotensi dibanding Suriname dan negara lain yang setara dengan Bangladesh. Selain itu, pada April, ada belasan pengusaha furniture, dry food, yang akan melakukan expo di Bangladesh.

"Kita juga akan menggarap dengan PT Dirgantara Indonesia (DI) dan Pindad (panser dan helikopter) untuk mengakses alutsista, sudah lama ada keinginan. Bukan tujuan untuk perang, tapi hanya untuk keamanan nasional. Permintaan ini dari pengusaha Bangladesh, bukan pemerintah, namun ini akan kita kaitkan secara bilateral," ungkapnya.

Selain itu, dari pemerintah Bangladesh sendiri juga langsung meminta Indonesia membantu Bangladesh lewat batu bara dan beras, karena beras Indonesia mengalami surplus.

Di samping itu, dari segi ekonominya, selama krisis, Bangladesh termasuk salah satu dari empat belas negara yang bisa bertahan dengan tingkat pertumbuhan ekonominya 5,6 persen.

1 comment:

  1. Hebat produk Indonesia bisa bersaing di pasar dunia khususnya Bangladesh. Semoga menjadi inspirasi bagi produk yang lain. Terus tingkatkan mutu dengan standar internasional, kualitas nomor 1, harga bersaing, produk ramah lingkungan dan pelayanan prima. Indonesia Bisa !

    ReplyDelete