Sunday, February 14, 2010

Warga Arab Protes Pembangunan Museum Yahudi

YERUSALEM - Warga Arab di Yerusalem, Israel, mengadu kepada PBB untuk menggunakan pengaruhnya guna memberhentikan pembangunan sebuah museum Yahudi di daerah tersebut.

Sebenarnya tidak ada yang salah pembangunan museum itu, tetapi yang menjadi permasalahan bagi warga Arab adalah lokasi pembangunannya. Pasalnya, museum yang akan diberi nama Museum Toleransi ini justru dibangun di atas pemakaman muslim kuno di Yerusalem bernama Kompleks Muslim Mamilla.

Terdapat ratusan anggota keluarga warga Arab yang dimakamkan di Mamilla. Untuk itu mereka menentang keras pembangunan museum Yahudi itu. Warga Arab berpandangan, pembangunan museum di atas pemakaman muslim, merupakan sebuah ironi.

Dyala Husseini Dajani beserta suaminya, bersama 60 warga lainnya protes atas pembangunan museum ini. Bersama para pendemo lain, Dyala menandatangani petisi kepada PBB yang mengurusi kebebasan beragama. Aspirasi mereka adalah menekan Israel agar menghentikan pembangunan museum itu. Demikian diberitakan Timesonline.co.uk, Sabtu (13/2/2010).

"Peran PBB mungkin terbatas, tetapi tidak mereka dapat menyelidiki dan membawa masalah ini menjadi sebuah kekhawatiran dunia," ucap pengacara pihak pendemo Diana Buttu.

Tetapi pihak Simon Weisenthal Centre, sebagai sponsor dari pembangunan museum ini, membela diri. Menurut mereka pembangunan museum ini membantu promosi keberadaan masyarakat Yerusalem yang beragam.

"Semua warga Israel, Yahudi maupun non-Yahudi merupakan penyumbang sebenarnya dari museum Toleransi ini," ungkap Rabi Marvien Hier yang juga pendiri dari Simon Weisenthal Centre.

Tetapi suara keberatan semakin lantang terdengar, setelah seorang arkeolog Universitas Tel Aviv Raphael Greenberg menyatakan, sekira 800 kuburan berada di kompleks pemakaman tersebut. Greenberg pun meminta pembangunan museum untuk dihentikan.

Meski usulan untuk memindahkan jasad yang berada di makam diutarakan, tetap saja warga Arab menolak usulan itu. Mereka tetap bersikeras jika pembangunan museum di atas makam mengganggu tradisi mendoakan nenek moyang mereka yang sudah dimakamkan sejak lama di komplek tersebut.

No comments:

Post a Comment