Wednesday, March 3, 2010

50 gadis masuk rumah sakit setelah mencium katak

New York, 50 gadis kecil di Amerika harus masuk rumah sakit setelah mencium katak. Para gadis kecil ini mengaku mencium katak karena terinspirasi dengan film 'The Princess and the Frog'. Tak tahunya malah bakteri di kulit katak pindah ke tubuh anak-anak itu dan menimbulkan penyakit.

Perempuan cilik di bawah usia 10 tahun memang sedang gandrung dengan segala hal yang berbau ratu-ratuan dengan tingkahnya yang tergila-gila warna pink dan boneka Barbie.

Adegan di film 'The Princess and the Frog' menggambarkan ciuman antara katak dengan manusia yang berakhir dengan cinta sejati. Bukan seperti di film, ketika mencium katak anak-anak ini justru terkena wabah Salmonella.

Dilaporkan lebih dari 25 negara bagian di AS terkena wabah Salmonella yang menyebabkan seseorang mengalami penderitaan usus dan diare yang parah. Wabah Salmonella merupakan penyakit serius dan dapat berpotensi mematikan jika tidak segera diobati.

Seperti dikutip dari AOLNews, Rabu (3/3/2010), reptil seperti katak dan kura-kura merupakan teman yang sangat tidak ideal untuk dicium.

Selain membawa bakteri Salmonella, binatang ini juga membawa tuberkulosis dan campylobacter yang dapat menyebabkan gastroenteritis serius seperti diare, kram perut, mual, muntah, demam dan dapat ditularkan melalui goresan atau gigitan.

Binatang katak juga bisa membawa jamur, protozoa serta parasit seperti kutu dan tungau. Berdasarkan data dari Pusat pengendalian penyakit Amerika Serikat (CDC) terdapat lebih dari 7.000 orang yang sakit akibat reptil setiap tahunnya.

Bukan hanya binatang reptil saja yang bisa menularkan penyakit, anak-anak anjing atau kucing yang imut dan lucu pun bisa membuat anak-anak menjadi sakit.

Ini terjadi jika anak menyentuh kotoran atau bulu binatang yang telah kontak dengan kotorannya. Secara tak sadar anak-anak akan menyentuh tangan, mata, mulut atau luka yang terbuka hingga menyebabkan penyakit seperti diare, muntah, demam atau nyeri otot.

Cakaran dari kucing misalnya bisa menyebabkan demam akibat luka gigitan yang terbuka, yang disertai dengan pembengkakan kelenjar getah bening, demam tinggi dan hilangnya nafsu makan.

Jika kucing atau anjing memiliki kulit belang-belang merah sebaiknya hindarkan dari anak-anak dan segera diobati, karena itu merupakan tanda adanya cacing yang bisa sangat menular dan anak-anak sangat rentan terhadap hal tersebut.

Anak-anak di bawah usia 5 tahun belum memiliki sistem kekebalan tubuh yang belum sempurna, sehingga tindakan terbaik untuk mencegahnya adalah menghindari kontak langsung dengan hewan amfibi atau reptil.

American Academy of Pediatrics memperingatkan orangtua untuk memastikan anak-anaknya mencuci tangan setelah menyentuh atau bermain dengan binatang peliharannya.


sumber : www.detik.com

No comments:

Post a Comment